Ditolak Warga, Ahok: Ngapain Dialog?
Aksi unjuk rasa ini, terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok, yang saat ini, tengah digelar perkara di Markas Besar Polri.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok enggan berdialog dengan warga yang melakukan penolakan.
Terjadi unjuk rasa dengan jumlah massa dua puluhan orang saat Ahok berkampanye di Ciracas, Jakarta Timur. Penolakan dilakukan terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok. Melihat adanya penolakan itu, Ahok menolak untuk berdialog. Sebab, dia menengarai, warga yang membentangkan poster penolakan bukanlah warga yang tinggal di Ciracas.
"Cuek aja. Toh warga yang mau foto juga lebih ramai. yang nolak berapa orang? Cuekin aja, kecuali kalau warga nolak, saya enggak dateng. Kan' warga (setempat) enggak ada yang nolak," ucap Ahok di Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (15/11/2016).
Ahok enggan mengikuti langkah pendampingnya, Djarot Saiful Hidayat, yakni berdialog dengan warga yang melangsungkan aksi penolakan saat Djarot berkampanye. Semisal, saat Djarot blusukan ke Jalan Karanganyar, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Senin, kemarin.
"Ngapain (dialog)? Orang bukan penduduk situ kok," ucap Ahok.
Sebelumnya Ahok ditolak puluhan warga. Mereka meminta Ahok untuk meninggalkan lokasi. Aksi unjuk rasa ini, terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok, yang saat ini, tengah digelar perkara di Markas Besar Polri.
"Bapak (polisi) usir sekarang. Usir Ahok. Kalau bapak tidak suruh pulang, kami yang suruh pulang," teriak para pendemo.
Kepala Kepolisian Sektor Ciracas Polres Metro Jakarta Timur Kompol Tutu Aini sempat berdialog dengan para demonstran. Bahkan, Tutu meminta mereka untuk beristighfar.
"Istighfar Pak, Istighfar. Kalian kenal saya kan? Tadi janji kan? Demonya tenang," kata Tutu.
Jarak antara pendemo dengan Ahok sekitar 50 meter. Ahok yang melihat adanya pendemo, hanya berekspresi datar, dan tak melontarkan kata-kata. Sementara para anggota PDIP PAC Jakarta Timur membuat barisan, untuk turut menjaga Ahok.
"Siapa kita, siapa kita, PAC Jakarta Timur," para anggota PAC mengeluarkan yel-yel.