Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Penyebab Ahok Batal Menyandang Marga Ginting

Alasannya karena karakter yang dimiliki Ahok dianggap sangat mewakili kepribadian marga Ginting.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ini Penyebab Ahok Batal Menyandang Marga Ginting
Tribunnews.com/ Dennis Destryawan
Basuki Tjahja Purnama (Ahok) mengenakan pakaian adat karo di Rumah Lembang, Jakarta Pusat, Jumat 918/11/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komunitas warga Karo di DKI Jakarta memberikan marga "Karo-karo" untuk calon gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Pemberian marga itu dilakukan di rumah relawan pendukung Ahok di Taman Situ Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (18/11/2016).

Saat prosesi pemberian marga, Ahok tampak diberikan pakaian tradisional Karo, yang terdiri dari sebuah topi dan selendang berwarna merah dan sarung berwarna hijau.

Beton Ginting, salah seorang yang dituakan di komunitas warga Karo di Jakarta, menjelaskan tujuan pemberian marga Karo-karo kepada Ahok.

Ia menyebut, pada awalnya, Ahok ingin diberikan marga Ginting.

Alasannya karena karakter yang dimiliki Ahok dianggap sangat mewakili kepribadian marga Ginting.

"Suku Ginting adalah panglima perang. Pada musim perang, dia selalu menonjol di atas karena keberanian dan kepiawaian dalam berperang," kata Beton di depan warga yang hadir.

Berita Rekomendasi

Namun, kata dia, marga Ginting tenggelam dan tersisih saat masa damai.

Karena itu, warga Karo memutuskan memberikan Ahok marga Karo-karo.

Beton menyebut karakteristik marga Karo-karo adalah tenang, lembut, dan ahli strategi.

"Karo-karo di Tanah Karo adalah ahli strategi, bukan ahli perang. Jadi apa pun tujuannya bisa tercapai dan dia lemah lembut. Dalam perekonomian, dalam situasi yang damai, mereka menonjol," ujar Beton.

Beton menyatakan, warga Karo siap membantu memenangkan Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah 2017.

Bila nantinya terpilih, mereka berharap agar ada perubahan yang baik di dalam diri Ahok.

"Kami serahkan marga ke Ahok supaya dia bisa berubah, bisa mencapai tujuan, bisa mencapai apa yang dia mau, tapi bukan dengan bahasa yang kasar dan kekerasan," kata Beton.(Alsadad Rudi)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas