Dinsos DKI Razia Pengemis Kaya: Punya Samsung Galaxy, iPhone 5S dan Arloji Alexandre Christie
"Ya saya (ngakunya) kerja karena saya malu. Sama teman-teman pun saya enggak pernah bilang saya ngemis. Saya malu," ujar Irfan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengemis bernama M Irfan Gunawansyah (28) yang diamankan Petugas Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Pusat dengan uang Rp 1.050.000, ponsel pintar merek iPhone 5S, dan Samsung Galaxy Note 3, mengaku bekerja di Jakarta kepada orang-orang di sekitarnya.
"Ya saya (ngakunya) kerja karena saya malu. Sama teman-teman pun saya enggak pernah bilang saya ngemis. Saya malu," ujar Irfan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1, Kedoya, Jakarta Barat, Rabu (23/11/2016).
Irfan mengaku pertama kali ke Jakarta pada 2010.
Baca: 5 Pengemis Kaya Raya di Indonesia yang Sempat Bikin Heboh
Baca: Kisah Pengemis Kaya di Inggris Peroleh Rp 2,6 Miliar Setahun, Nyaris Samai Gaji PM Inggris
Saat itu, Irfan yang merupakan penyandang disabilitas ini kabur dari yayasan tempatnya menimba ilmu karena kerap diejek teman-temannya.
"Ambil uang nenek Rp 50.000, kabur. Saya sekolah dari yayasan, belum kuat mental diledekin sama teman-teman soalnya enggak ada yang cacat. Saya saja, jadinya saya enggak kuat," kata dia.
Setelah mengemis selama enam bulan di Jakarta, Irfan kembali ke kampung halamannya di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat. Dia kemudian ke Jakarta lagi akhir 2013 untuk kembali mengemis.
"Balik lagi ya soal ekonomi. Sendiri saya, enggak ada teman, buat kebutuhan saya sama kebutuhan ibu saya," ucap Irfan.
Dia mengaku tiga kali mengemis setiap pekannya.
Setiap kali mengemis, ia mendapatkan uang Rp 200.000.
Uang itu ia gunakan untuk membeli Samsung Galaxy Note 3, kredit iPhone 5S, dan jam tangan Alexandre Christie.
"iPhone kredit akhir 2014, seminggu Rp 150.000. Harganya Rp 5 juta. Kalo Samsung beli dari teman yang jual butuh Rp 2 juta. Jam tangan kredit Rp 50.000 per minggu, 20 kali bayar," tutur dia.
Biasanya, dia pulang kampung satu bulan sekali untuk mengirim uang. Berbeda dengan teman-temannya, keluarga Irfan tahu bahwa dia mengemis.
Namun, dua bulan terakhir ini, Irfan membuka mobile banking untuk mengirim uang ke keluarganya.
Irfan memiliki tabungan Rp 2,9 juta.
Ia terjaring razia Petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) Suku Dinas Sosial (Dinsos) Jakarta Pusat di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (22/11/2016) kemarin.
Irfan kerap berpindah tempat untuk mengemis.
Dia mengaku sudah mengemis di banyak tempat, di antaranya di Citraland, Pasar Kebayoran Lama, dan kawasan Sarinah.
Dia kini dibina di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1.
Penulis: Nursita Sari