Buruh Diminta Tak Ikut-ikutan Gelar Aksi Berbarengan dengan Aksi Bela Islam III
Rencana aksi mogok nasional oleh KSPI di hari yang sama dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI itu menuai kecaman beberapa pihak.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ribuan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan melakukan aksi Mogok Nasional, Jumat 2 Desember mendatang.
Momentum wacana mogok nasional dalam bentuk aksi unjuk rasa itu berbarengan dengan Aksi Bela Islam III yang akan digelar di kawasan Monumen Nasional.
Namun, rencana aksi mogok nasional oleh KSPI pimpinan Said Iqbal yang sengaja digelar di hari yang sama dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu pun menuai kecaman beberapa pihak.
Salah satunya, aktivis 98 tergabung Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) menyayangkan sikap ngotot Said Iqbal yang menghiraukan imbauan Kapolri agar menunda aksinya tersebut.
"Buruh KSPI ya legowo saja, ditunda dulu lah aksinya dengan hari lain. Jangan sampai mengganggu kekhusyu'an acara ibadah. Masa di Monas dzikir-dzikir, di sebelah Balai Kota dan Istana teriak-teriak orasi. Jangan lah ganggu kesucian ibadah umat muslim yang mendengarkan tausiyah dan istighosah akbar," kata Ketua Presidium Jari 98, Willy Prakarsa, dalam pernyataannya, Rabu (30/11/2016).
Menurut Willy, tidak semua serikat buruh di Indonesia sepakat dalam aksi mogok nasional yang digagas KSPI pada demo 212 tersebut. Dia menyakini suara buruh terpecah dengan konsep isu mogok nasional KSPI.
Presiden KSPI dinilai kurang bijak menggabungkan perjuangan buruh dengan perlawanan politik bahkan bernuansa SARA. Apalagi, menurutnya, aksi itu menyangkut agama.
"Saya yakin buruh yang nonmuslim dan buruh lainnya juga berpandangan isu yang diangkat KSPI tidak arif dan bijaksana ketika memutuskan aksi mogok nasional berbarengan dengan aksi Bela Islam III di 212," tutur Willy.
Willy pun menyerukan kepada para buruh untuk tetap bekerja seperti biasa dan tidak ikut-ikutan pada aksi tersebut.
Menurutnya, sangat banyak permasalahan krusial terjadi pada buruh di tempat mereka bekerja yang lebih penting untuk diperjuangkan ketimbang harus terlibat dalam demo 212.
"Selama ini Said Iqbal kan sudah sering demo, harusnya punya sedikit malu jangan teriak-teriak orasi disaat para ulama memberikan tausiyah di Monas," ujar Willy.
Willy mengatakan, peran dan tugas TNI menjaga keutuhan NKRI dari kelompok ekstrem yang mengganggu kekhusyu'an ibadah.
"Apakah ini yang dimaksud Panglima TNI yang akan ikut berjihad dengan alim ulama berangus kelompok ekstrem yang ganggu ketenangan ibadah. Semoga ini bisa disadari oleh masing-masing pihak yang punya niatan kepentingan dengan memanfaatkan momentum ABI III. Bahaya jika kelompok pendompleng nanti disusupi teroris," tandasnya.