Dituding Kapolri Belokkan Massa 212 untuk Duduki MPR/DPR Ini Tanggapan Rachmawati
"Rencana aksi itu sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya, dua hari sebelumnya (Rabu, 30/11/2016)," ujar jurubicara Rachma, Teguh Santosa.
Editor: Robertus Rimawan
TRIBUNNEWS.COM - Rachmawati Soekarnoputri sama sekali tidak berencana menunggangi aksi superdamai 212, apalagi untuk membelokkan massa ke MPR/DPR RI.
Putri Bung Karno itu memang berencana menggelar aksi di depan MPR/DPR RI setelah Salat Jumat (2/12/2016).
Demikian keterangan pers yang masuk ke redaksi Tribunnews.com, Senin (5/12/2016).
Dalam aksi itu Rachma dan kelompoknya akan menyampaikan aspirasi kembali ke naskah asli UUD 1945.
Rencana aksi itupun telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya pada hari Rabu (30/11/2016).
Sementara dalam jumpa pers yang digelar di Hotel Sari Pan Pasifik, hari Kamis (1/12/2016), kelompok Gerakan Selamatkan NKRI yang dibentuk Rachma untuk menyampaikan aspirasi kembali ke naskah asli UUD 1945 telah menegaskan bahwa mereka akan membawa massa sendiri.
"Rencana aksi itu sudah dilaporkan ke Polda Metro Jaya, dua hari sebelumnya (Rabu, 30/11/2016)," ujar jurubicara Rachma, Teguh Santosa, menjawab pertanyaan wartawan, Senin malam (5/12/2016).
"Ibu Rachma juga sudah menegaskan dalam jumpa pers di Sari Pan Pasifik itu bahwa massa Gerakan Selamatkan NKRI tidak akan masuk ke dalam MPR/DPR RI," kata Teguh.
Penjelasan ini untuk menjawab pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang disampaikan dalam pertemuan di DPR RI, Senin siang.
Dalam pertemuan itu, Jenderal Tito mengatakan Rachma ingin membelokkan massa aksi 212 untuk menduduki gedung MPR/DPR. (*)