Jaro Ade Pastikan Tak Akan Ada Lagi Bocah Gizi Buruk di Kabupaten Bogor
Andri pun tidak mendapatkan asupan gizi yang baik, sehingga tubuhnya tidak tumbuh normal seperti anak lain.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, CIAWI - Andri Apriansyah, anak berusia 8 tahun yang menderita gizi buruk. Selama delapan tahun Andri terbaring di tempat tidur dalam keadaan yang memprihatinkan, tubuhnya kurus hanya tulang berbalut kulit dan hanya memiliki berat seperti ukuran bayi usia tujuh bulan.
Sejak usia tiga bulan, kedua orangtuanya berpisah dan membuat Andri hanya dirawat oleh neneknya Munarsih (85) dan pamannya Dedi (53). Andri tinggal dalam rumah sederhana yang berlokasi di kampung Totopong RT 5/1 Desa Cipacung, Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Andri pun tidak mendapatkan asupan gizi yang baik, sehingga tubuhnya tidak tumbuh normal seperti anak lain.
“Belajar dari kasus Andri, seharusnya Bogor tidak ada lagi anak-anak yang menderita gizi buruk. Ini memalukan,” kata Ketua DPRD kabupaten Bogor Ade Ruhandi saat menjemput ‘paksa’ Andri untuk mendapat perawatan di RSUD Ciawi Bogor.
“Saya akan pastikan, kedepan tidak ada lagi anak-anak Bogor yang menderita gizi buruk. Tetapi hal ini perlu dukungan orang tua yang benar-benar ingin anaknya tumbuh dengan baik, demikian juga petugas daerah harus bahu membahu,” sambung Ade.
Pada kasus Andri, sejatinya warga dan pegiat social serta bidan desa telah berupaya untuk membantu memberi pelayanan kesehatan dan membawanya ke rumah sakit namun berkali-kali juga orang tua andri menolak karena alasan biaya.
“Mudah-mudahn kita semua bias belajar dari kasus ini,” tandas Ade.
Untuk memastikan Andri mendapatkan pelayanan yang baik sesuai standar perawatan, Jaro Ade terus mendampingi Andri sekaligus mengecek pelayanan pengobatan seluruh pasien di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Ciawi didampingi oleh direktur rumah sakit dr. Hesti dan wakil direktur rumah sakit Ahmad Zaenuddin (dr. zein).
"Saya ingin Andri diberikan pelayanan yang maksimal, ambil langkah medis yang paling tepat. Lakukan dengan cepat tak perlu pikirkan dana, nanti kita pikirkan bersama,” pesan Jaro Ade kepada dokter yang menangani Andri sambil mengusap mata nya yang berkaca lalu melangkah menuju pasien selanjutnya di ruang IGD RS Ciawi.
Dalam kesempatan yang sama Jaro Ade mengucapkan terimakasih kepada bidan desa yang sudah berupaya memberikan penanganan kepada Andri.
"Ibu bidan terima kasih banyak sudah berupaya membantu, ini bukti fungsi maksimal bidan desa sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan pertama kepada masyarakat" katanya.
Menurutnya, untuk persoalan sosial seperti ini memang masih banyak dijumpai, terutama di kalangan masyarakat berpenghasilan rendah. “Waktu datang menengok Andri, hati saya sudah tidak bisa berfikir dan hanya mengucap astagfirulah,” terangnya sambil menepuk dada bagian kirinya.
Dia pun berharap kedepan semua elemen masyarakat baik tingkat desa, kecamatan, UPT ataupun yang lainnya harus berperan aktif dalam memberikan informasi jika ada masyarakat yang betul-betul membutuhkan pertolongan.
“Sekali lagi, saya berharap kerjasama semua pihak, orang tua, tetangga, jangan ada lagi anak yang menderita seperti Andri. Kita harus bahu membahu menjaga kesehatan anak-anak,” tukas Ade.