Ketika Warga Kritisi Program KJP Plus Anies-Sandi
Saat kampanye di wilayah di Jalan Kecapi 1, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (23/12/2016) kemarin salah seorang warga mempertanyakan program KJP Plus.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno memiliki tiga program unggulan yang selalu dipaparkan dalam kampanye.
Satu dari tiga program unggulan tersebut adalah peningkatan kualitas pendidikan melalui program Kartu Jakarta Pintar (KJP) plus.
KJP plus merupakan program yang mengintegrasikan KJP yang ada sekarang ini dengan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari pemerintah pusat.
Selama ini warga Jakarta yang telah menerima KJP tidak boleh mendapatkan KIP, maupun sebaliknya.
Dengan KJP plus, selain menerima bantuan pembayaran SPP dan barang-barang kebutuhan sekolah, siswa juga mendapatkan bantuan tunai.
Namun saat kampanye di wilayah di Jalan Kecapi 1, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (23/12/2016) kemarin salah seorang warga mempertanyakan program KJP Plus tersebut.
Warga bernama Ariesto mempertanyakan pengawasan bantuan tunai pendidikan.
"Di KJP plus itu kan dapat bantuan tunai. Bagaimana bapak menjamin KJP plus bakal sesuai dengan target?" kata Ariesto.
Selain itu warga lainnya juga mempertanyakan cara Anies meingkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Jakarta.
Apalagi, tidak ada tolak ukur yang jelas mutu pendidikan dikatakan baik.
"Bagaimana meningkatkan kualitas sekolah yang tadinya biasa saja jadi bagus, dan yang bagus semakin bagus?" tanyanya.
Masalah pengawasan bantuan tunai pendidikan hingga kini memang belum terpecahkan. Oleh karenanya bantuan KJP yang dirancang pemerintahan sebelumnya sifatnya barang.
Mendengar pertanyaan tersebut Anies tidak menjawab konkrit. Ia hanya mengatakan jika bantuan tunai yang diberikan akan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah anak.