Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pembuluh Darah Dodi Triono Pecah

Teka-teki tewasnya Dodi Triono, pemilik rumah mewah di Jalan Pulomas Utara 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, akhirnya terkuak.

Editor: Sanusi
zoom-in Pembuluh Darah Dodi Triono Pecah
youtube
Jenazah korban pembunuhan sadis di Pulo Mas Residence, Pulo Gadung, Jakarta Timur, yakni almarhum Ir Dodi Triono (59), Diona Arika (16), dan Dianita Gemma (9) dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Rabu (28/12/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teka-teki tewasnya Dodi Triono, pemilik rumah mewah di Jalan Pulomas Utara 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, akhirnya terkuak.

Dodi bersama anaknya Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9), tewas akibat kehabisan napas. Pembuluh darah Dodi pecah hingga darah membasahi tubuh.

"Pembuluh darah pecah dan keluar darah dari hidung," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Rabu (28/12).

Selain Dodi dan dua anaknya yang tewas, terdapat pula teman Dianita yang sedang menginap, Amelia Callista (10), kedua sopir Dodi, Tasrok (40) dan Yanto yang tewas akibat kekurangan oksigen.

Adapun korban selamat, anak Dodi, Zanette Kalila Azaria (13), serta tiga pekerja di rumah Dodi, yaitu Santi (22), Fitriani (23), Windy (23), dan Emi (41), hingga kini masih dirawat di rumah sakit.

"Kami melihat kondisi anak dan tidak cepat memeriksanya karena masih memerlukan perawatan karena belum normal betul," ujar Argo.
Zanette Kalila (13), korban selamat pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur ikut menghadiri pemakaman ayahnya, Dodi Triono, di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

Tangan Anet, panggilan akrab Zanette, terlihat masih diperban saat hadir di pemakaman ayah dan dua saudara kandungnya tersebut. Anet sempat dirawat di RS Kartika Pulogadung setelah selamat dari penyekapan di kamar mandi di rumahnya.

Berita Rekomendasi

Anet yang datang ke pemakaman tak kuasa membendung tangis. Raut wajah Anet terlihat tampak lemas dan sedih. Ia berulang kali dikuatkan oleh keluarga.

"Anet kuat. Masih ada mama," kata salah seorang keluarga kepada Anet.

Selain Anet, istri kedua Dodi, Almianda Shafira, juga hadir di pemakaman itu. Almianda terlihat mengenakan pakaian serba hitam. Sama seperti Anet, tangisan juga keluar deras dari matanya.

Tangisan terus terdengar mulai dari jenazah Dodi dimakamkan hingga jenazah Gemma yang terakhir dimakamkan. Dalam pemakaman tersebut, Dodi dimakamkan berdampingan dengan kedua anaknya, Diona Arika (16) dan Dianita Gemma (9). Almianda tampak lemas dan terus dipeluk keluarganya selama proses pemakaman.

Tak banyak yang dikatakan Almianda dalam suasana duka di pemakaman tiga jenazah korban pembunuhan sadis tersebut.


"Maafkan, maafkan (Dodi dan dua anaknya)," kata Almianda.
Detri, anak Rosid, juga memberikan kata-kata terakhir di pemakaman Dodi.

Sama seperti Almianda, Detri juga berterima kasih atas kedatangan para pelayat. Ia meminta kepada para pelayat agar memafkan kesalahan Dodi dan kedua anaknya.

"Jika dalam selama hidupnya almarhum terdapat kesalahan, menyinggung, baik perkataan dan perbuatan kepada rekan-rekan, saudara, kerabat, mohon sekiranya dapat dimaafkan kesalahan beliau agar dapat ketenangan," kata Detri.

Kondisi korban selamat pembunuhan sadis Pulomas sudah semakin membaik. Dokter Umum sekaligus Manajemen Medis Rumah Sakit Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Said Rizal, mengatakan kelima korban ditangani tenaga medis terbaik.

"Kondisi korban saat ini dalam penanganan di rumah sakit, cukup membaik (ditangani) tenaga medis kami yang kompeten," ujar Said saat ditemui di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Pulogadung, Jakarta Timur.

Dokter muda tersebut mengatakan para korban juga ditangani secara intensif dokter spesialis.

"Semuanya dalam kondisi membaik, tindakan medisnya sesuai dengan kompeten dokter-dokter spesialis kami yang ada di sini," katanya.

Terkait penanganan, ia pun menegaskan semua telah dialihkan pada dokter yang memiliki kompetensi untuk mempercepat pemulihan kondisi para korban.

"Kalau semuanya itu saya alihkan ke spesialis yang lebih kompeten, spesialisnya seperti yang kita tahu, ada spesialis penyakit dalam, dan semacam itu," imbuhnya. (fitriglery/theresia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas