Ahok: Tunggu Saja 15 Februari, Lebih Banyak yang Nangis atau Ketawa
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membela diri terkait penggusuran yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menormalisasi sungai.
Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membela diri terkait penggusuran yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menormalisasi sungai.
Saat debat kandidat perdana yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta, Ahok yang merupakan petahana ini dikritik soal kebijakan memindahkan warga ke rumah susun.
Baca: Kata Anies, Dosen dan Guru Tersinggung Gara-gara Ucapan Ahok yang Ini
Pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno menilai program itu dengan istilah penggusuran yang tak berkeadilan.
Anies-Sandi sebut penggusuran tanpa dialog, dan justru mencerabut warga dari sumber kehidupannya.
Sementara pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni menganggap penggusuran itu sebagai cermin kebijakan tumpul ke atas dan tajam ke bawah.
Baca: Ahok: Kalau Kamu Mau Bikin Bangunan Apung, Mesti Bongkar Juga Lho
Ahok membantah tak ada dialog saat melangsungkan pemindahan warga ke rusun.
"Kita pasti dialog, semua. Sekarang kamu tanya, hampir semua di daerah sungai sudah tahu mau dipindahin,” ujar Ahok di Posko Relawan Nusantara (Rela NU), Jalan Taman Patra X, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (15/1/2017).
Ahok sebut program normalisasi sungai sudah berjalan baik.
Baca: Ahok Tanggapi Keinginan Anies Izinkan Kegiatan Keagamaan di Monas
Dia mencontohkan, wilayah Kampung Pulo yang dulunya banjir, setelah ada normalisasi sudah terhindar banjir.
“Sekarang saya tanya, Kampung Pulo banjir enggak? Jatinegara banjir enggak? Enggak. Setelah normalisasi, pintu air Manggarai pernah siaga satu enggak? Enggak," ucap Ahok.
Kebijakan itu, ucap Ahok, memang tak dapat diterima warga yang digusur.
Tapi, menurutnya, banyak juga warga yang merasakan sisi positif dari normalisasi sungai dengan menggusur.
“Waktu kita pindahin, ada enggak air mata tangis karena dia enggak mau pindah? Pasti ada. Tapi yang senyum bahagia, yang bersyukur terima kasih sama saya banyak kok," kata Ahok
Untuk mengetahui kebijakannya itu, diterima oleh warga Jakarta atau tidak, menurutnya dapat diketahui pada saat Pemilihan Kepala Daerah Jakarta 15 Februari 2017.
"Makanya gini saja, tunggu saja 15 Februari. Lihat lebih banyak yang nangis apa ketawa,” tutup Ahok.