PDIP Pertanyakan Spanduk Larangan Pagelaran Wayang Kulit
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mempertanyakan spanduk-spanduk berisi larangan pemutaran wayang kulit
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mempertanyakan spanduk-spanduk berisi larangan pemutaran wayang kulit, yang menjadi viral di media sosial.
"Itu siapa yang bikin?" tanya Andreas di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/1/2017).
Andreas melihat spanduk tersebut bertentangan dengan kultur dan realita budaya serta sosial di Indonesia. "Sehingga Saya rasa ini enggak ada artinya di Indonesia," kata Andreas.
Baca: Kata Djarot, Ahok Mirip Bima Tokoh Wayang Favoritnya
Anggota Komisi I DPR itu menduga adanya upaya menciptakan konflik di masyarakat. Sehingga, Andreas meminta semua pihak mengantisipasi informasi hoax agar tidak terkena provokasi.
"Karena presiden sudah mengingatkan, aparat keamanan harus mencari tahu, siapa yang menciptakan hoax-hoax ini? Sebenarnya tidak sulit kalau kita mau menelusuri lebih jauh," kata Andreas.
Apalagi, kata Andreas, pemerintah telah membentuk Badan Cyber Nasional yang bertugas mengawasi lalu lintas komunikasi dunia maya.
Sebelumnya, netizen saat ini dihebohkan oleh isu larangan pertunjukan wayang kulit dengan alasan tidak sesuai dengan syariat Islam.
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, menanggapi peredaran larangan pagelaran wayang kulit di spanduk-spanduk yang sedang ramai di sosial media itu.
Diketahui Djarot ialah penikmat budaya wayang. Seringkali ia menyisihkan waktunya di tengah masa kampanye untuk menonton pagelaran wayang.
"Ada spanduk-spanduk (bertuliskan), 'wayang bukan budaya dan syariat Islam'. Dilarang piye, wong wayang itu pagelaran bukan pemutaran," kata Djarot, di kawasan Cipete Utara, Jakarta Selatan, Minggu (22/1/2017).
Pria kelahiran Magelang itu menyebut, salah satu media penyebaran ajaran agama Islam juga melalui wayang, seperti yang telah disyiarkan oleh para Wali Songo.
Sementara itu, dalam akun Twitter pendiri Majalah Tempo yang juga seorang sastrawan, Goenawan Mohamad ikut mengunggah foto tersebut melalui Twitter @gm_gm.
"Spanduk di Cempaka Putih, Jakarta. Wayang kulit dilarang. (Menurut orang-orang yang tahu, syiar Islam di Jawa dengan wayang)," cuitnya.
Spanduk tersebut bertuliskan "Menolak dengan Keras Pemutaran Wayang Kulit", "Wayang Kulit Bukan Budaya dan Ajaran Umat Islam", serta "Pemutaran Wayang Kulit Bukan Syariat Islam".