Jelang Pencoblosan, Brosur 'Kampanye Hitam' Beredar, Dua Orang Ditangkap
Panwaslu mengamankan dua orang penyebar brosur tersebut di Kelapa Gading pada Rabu (8/2/2017).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran Bawaslu DKI Jakarta, Muhammad Jufri, mengatakan penyebaran brosur berisi black campaign terhadap pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta juga terjadi di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Panwaslu mengamankan dua orang penyebar brosur tersebut di Kelapa Gading pada Rabu (8/2/2017).
"Pengawas pemilu kemarin melakukan OTT (operasi tangkap tangan) atas penyebaran selebaran dugaan black campaign di dua lokasi. TKP di Pisangan Timur Jaktim dan Kelapa Gading Jakut, dan menyita barang bukti," ujar Jufri, melalui pesan singkat, Kamis (9/2/2017).
Baca: Ketua Panwascam Cakung Merasa Diancam Saat Ingatkan Kampanye Ahok Tak Berizin
Baca: Anies: Tangkap dan Proses Hukum Pelaku Kampanye Hitam
Baca: Bawaslu DKI: Mohon Kampanye di Jakarta, Jangan di Luar Jakarta
Kedua, penyebar brosur black campaign tersebut diminta memberikan keterangan oleh Panwaslu Jakarta Utara pada Kamis (9/2/2017).
Dari gambar yang ditunjukkan Jufri, ada dua jenis brosur yang disebar di Kelapa Gading. Pertama, yakni brosur berwarna kuning berisi tokoh-tokoh pendukung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Brosur kedua berwarna merah berisi black campaign terhadap pasangan calon Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.
Brosur berwarna kuning yang disita di Kelapa Gading sama seperti brosur yang disita Panwaslu Jakarta Timur saat disebarkan di Pisangan Baru Timur, Matraman. Panwaslu Jakarta Timur juga menyita sekitar 60.000 brosur yang akan disebarkan itu. Semua brosur tersebut berisi black campaign terhadap Anies-Sandi.
Pemilik jasa penyebaran brosur sahabatbrosur.com berinisial ED, mengaku hanya mendapat pesanan untuk menyebarkan brosur di Pisangan, Matraman dan Rawamangun.
Dengan demikian, penyebar brosur di Kelapa Gading merupakan pihak lain meski ada jenis brosur yang sama dengan yang disebarkan di Matraman.
"Kalau di Kelapa Gading bukan saya, cuma di Pisangan saja. Kalau untuk di Kelapa Gading saya enggak tahu. Kemungkinan (pemesan) orang yang sama tapi enggak tahu persis, biasanya (pemesan) pake banyak vendor," ujar ED kepada Kompas.com di Kantor Panwaslu Jakarta Timur, Jalan Jatinegara Timur, Kamis.
ED mulanya tidak mengetahui brosur tersebut berisi black campaign terhadap Anies-Sandi. Dia hanya mendapatkan informasi brosur yang harus disebarkan adalah brosur tentang Pilkada.
ED baru tahu isi brosur tersebut setelah pengguna jasanya mengirimkan brosur serta biaya jasa yang disepakati. Dia pun mengaku terpaksa menyebarkan brosur tersebut karena pembayaran sudah dilakukan dan takut pemesan bernama Doni itu marah dan mendatanginya.
Padahal, ED sempat tidak ingin menyebarkan brosur tersebut. ED menuturkan, sejak Rabu (8/2/2017) Doni tidak dapat dihubungi. Dia sudah mencoba menghubungi Doni saat empat freelancer-nya yang menyebarkan brosur diamankan.
Penulis : Nursita Sari
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.