Tiga Jenderal Purnawirawan TNI Minta Aparat Netral Dalam Pilkada DKI
"Pihak-pihak yang harus netral ya harus netral. Saya pernah menjadi tentara ya netrtal-netral saja,"
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga Purnawirawan Jenderal TNI meminta aparat keamanan dan pemerintahan netral dalam Pilkada DKI 2017.
Mereka diantaranya mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Djoko Santoso, Mantan Danpaspampres Mayjen (Purn) Amir Tohar, dan mantan Kakostrad Mayjen (Purn) TNI Asril Tanjung.
"Pihak-pihak yang harus netral ya harus netral. Saya pernah menjadi tentara ya netrtal-netral saja," kata Joko Santoso di Jalan Brawijaya III nomor lima, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (13/2/2017).
Baca: Fadli Zon: Bisa Saja Presiden Jokowi Dimintai Keterangannya di Pansus Ahok Gate
Dengan netralnya aparat menurut Joko, masyarakat akan menghormati demokrasi yang berlangsung.
Masyarakat akan menghormati Pilkada DKI, apapun hasilnya.
"Kalau aparat nertal rakyat harus menghormati, itulah harapan saya. Semoga Pemilu dapat memberikan manfaat yang besar," katanya.
Joko sendiri enggan menjawab ketika ditanya indikasi ketidaknetralan aparat.
Baca: Jaksa Bakal Panggil Kembali Dua Saksi yang Tak Hadir di Sidang Ahok Hari Ini
Ia mengatakan jika wartawan lebih tahu dan paham kondisi sekarang.
"Kita engga bisa menuduh kalau tanpa bukti, Tapi itu dalam ketentuan jika Tentara polisi, BIN, harus Netral itu ada di dalam Undang undang," katanya.
Senada dikatakan Mayjen (purn) Amir Tohar.
Ia berharap jika aparat Netral sehingga Pilkada DKI berlangsung jujur, adil, dan bersih.