Sekjen PAN: Datang Tampak Muka Pulang Tampak Punggung, Kita Pamit Baik-baik
"Termasuk ketika kita datang mengusung Agus-Sylvi, ibaratnya, datang tampak muka pulang tampak punggung, kita pamit baik-baik,"
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan masih tergabung dalam partai pendukung Agus Yudhoyono - Sylviana Murni.
Meskipun, Agus Yudhoyono telah menyatakan dirinya kalah dalam Pilkada DKI Jakarta.
Agus juga telah menyampaikan selamat kepada pasangan calon Ahok-Djarot dan Anies-Sandi.
Baca: Tiga Hal Harus Diperhatikan Anies-Sandi Untuk Lawan Ahok-Djarot Dalam Putaran Kedua Pilkada DKI
Sekjen PAN Eddy Soeparno mengatakan pihaknya harus melalui sejumlah proses untuk menentukan sikap di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta.
"Sebaik-baiknya etika politik, kita harus bertemu partai pendukung Agus-Sylvi, melakukan evaluasi empat bulan kemarin," kata Eddy dalam jumpa pers di Rumah PAN, Jakarta, Kamis (16/2/2017).
Baca: Roy Suryo: Kami Sekarang Diibaratkan Sebagai Gadis Cantik yang Menunggu Dipinang
"Termasuk ketika kita datang mengusung Agus-Sylvi, ibaratnya, datang tampak muka pulang tampak punggung, kita pamit baik-baik," tambahnya.
Eddy menuturkan PAN akan melajukan evaluasi internal setelah berkomunikasi dengan semua pihak.
Lalu, PAN menggelar rapat pleno yang diikuti unsur Mahkamah Pertimbangan Partai termasuk pengurus harian PAN.
Baca: Perhitungan Suara Pilkada di Tanjung Priok Ditargetkan Selesai Empat Hari
"Nanti menentukan sikap PAN. Ini harus dilalui, apapun yang kita katakan sekarang sifatnya hipotesa dan asumsi jadi tidak ada manfaat dan nilai tambahnya," kata Eddy.
Eddy meminta publik memberi waktu kepada PAN untuk menjalankan proses internal.
Kemudian memutuskan sikap di Pilkada DKI.
Baca: Angka Partisipasi Pilkada DKI Jakarta 2017 Sebesar 75 Persen Dianggap Sudah Maksimal
"Saya sampaikan urutan, bertemu dulu parpol pengsusung, komunikasi politik dengan pihak terkait lalu evaluasi internal," imbuh Eddy.
Eddy mengakui Pilkada DKI Jakarta memiliki signifikansi yang tinggi karena berstatus ibukota Indonesia.
Ditambah, calon gubernur dan wakil gubernur yang turun di Pilkada DKI Jakarta.
"Boleh dikatakan bintang-bintang, disebut Pilgub rasa Pilpres atau perang bintang ini," kata Eddy.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.