BMKG Soal Hujan Es di Jakarta: Fenomena Cuaca Alamiah Jelang Pergantian Musim
Fenomena hujan es sebesar kelereng tersebut sempat menghebohkan warga. ada ciri-ciri hujan es dan lebat disertai petir akan turun.
Penulis: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hujan es mengguyur di wilayah Jakarta Selatan.
Fenomena hujan es sebesar kelereng tersebut sempat menghebohkan warga.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menilai fenomena hujan es terjadi karena saat ini sedang masa transisi musim alias pancaroba.
"Fenomena hujan es merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi. Kejadian hujan es disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya," ujar Kepala Sub Bidang Informasi BMKG Hary Tirto Djatmiko kepada Tribunnews, Selasa(28/3/2017).
Hary mengatakan ada ciri-ciri hujan es dan lebat disertai petir akan turun apalagi saat musim pancaroba.
Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 07.00 hingga pukul 10.00 disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb.
"Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis – lapis), diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu – abu menjulang tinggi seperti bunga kol," ujar Hary.
Tahap berikutnya lanjut Hary awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu – abu menuju hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
Lalu pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
Terasa ada sentuhan udara dingin disekitar tempat kita berdiri
-
Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba – tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
"Jika 1 – 3 hari berturut – turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak,"kata Hary.