Balita 2 Tahun Tidak Trauma, Ia Kerap Panggil Om Angkot saat Ingat Ibunya Disandera
Risma Oktaviani (25) mengaku masih merasa takut untuk kembali naik angkot sendirian di malam hari setelah kejadian penodongan di angkot
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Yulis Sulistyawan
Risma mengatakan anaknya kelelahan setelah bermain di rumah neneknya di daerah Pondok Kopi sehingga tidak menangis kala ibunya disandera.
Sesampai angkot tiba di lampu merah Buaran, Cikal dan Isnawati kabur setelah melihat Hermawan lengah. Keduanya lalu meminta pertolongan orang lain yang berada di sekitar.
Teriakan ini didengar oleh Anggota Satlantas Jakarta Timur an. Aiptu Sunaryanto yang kebetulan lewat untuk berangkat dinas. Sunaryanto lalu mencoba bernegosiasi dengan Hermawan.
Warga yang berada di sekitar lalu mengerubungi angkot untuk membekuk Hermawan. "Jangan nekat, lu gak inget anak istri lu," ujar warga yang diturunkan oleh Risma.
Meski sudah dikepung warga, Hermawan, malah mengumpat polisi. Melihat Hermawan lengah, Sunaryanto lalu menembak pelaku di lengan kanan.
Risma langsung lari keluar dari angkot sementara Dafa diamankan oleh warga. "Anak saya dibawa pergi, saya gak tau dia dimana. Terus saya dibantu orang," tambah Risma.
Risma mengatakan bahwa setelah kejadian dirinya berlumuran pada jilbab yang dikenakannya. Darah tersebut ternyata berasal dari punggung anaknya.
Pelaku akhirnya diamankan di Polsubsektor Klender untuk dimintai keterangan. Pelaku terancam hukuman sembilan tahun penjara setelah melanggar pasal 365 KUHP jo 368 tentang pencurian dengan kekerasan.
Setelah kejadian, Dafa dan Risma dirawat di RS Islam Pondok Kopi. Dafa akhirnya dipindahkan ke RS Persahabatan untuk mengobati luka pada punggungnya.