Isu Jakarta Bersyariah Dinilai Tidak Akan Ampuh Untuk Menangkan Pilkada DKI
Ide Jakarta Bersyariah yang sempat menghangat dalam Pilkada DKI Jakarta dinilai tidak akan ampuh untuk memenangkan pasangan calon manapun.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ide Jakarta Bersyariah yang sempat menghangat dalam Pilkada DKI Jakarta dinilai tidak akan ampuh untuk memenangkan pasangan calon manapun.
Peneliti Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia Arif Susanto mengatakan ada empat alasan sehingga Jakarta Bersyariah tidak membantu memenangkan Pilkada.
"Ide Jakarta Bersyariah dibangun di atas logika yang inkonsisten," kata Arif Susanto.
Hal tersebut diungkapkannya saat diskusi bertajuk 'Ketika Jakarta Bersyariah Ditolak Paslon: Akankah Peta Dukungan Berubah?' di D'Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (11/4/2017).
Kedua, problem konkret seperti kemiskinan, kemacetan, dan korupsi, lebih menjadi prioritas Jakarta.
Ketiga, masyarakat Jakarta itu beragam sehingga tidak mungkin satu paslon memenangi Pilkada hanya karena dukungan satu kelompok.
Menurutnya, bukan hanya Jakarta, Indonesia majemuk sejak awal.
Kemudian, pendekatan elektoral sejak awal untuk mengusung agenda nondemokrasi justru punya kencenderungan gagal.
"Tidak hanya di Indonesia tapi di tempat lain," kata Arif Susanto.
Keempat, konsep syariah tidak cocok karena demokrasi membutuhkan solidaritas inklusif bukan loyalitas eksklusif.
"Kelima, instrumentalisasi agama dalam politik telah mendegradasikan posisi mulia agama," ucap Arif Susanto.