Arist Merdeka Sirait: Cegah Tindak Kekerasan pada Anak
Arist Merdeka Sirait mengatakan, Indonesia saat ini menjadi negara darurat kejahatan seksual yang menyerang anak
Penulis: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait mengatakan, Indonesia saat ini menjadi negara darurat kejahatan seksual yang menyerang anak-anak.
Arist mengatakan, faktanya, dari 21 juta kejahatan yang terjadi pada anak Indonesia, sebanyak 58 persen merupakan kejahatan seksual. Dan, 6 dari 10 kejahatan seksual pada anak merupakan kasus incest atau dilakukan oleh saudara sedarah.
"Karena itu sejak 2013 saya sudah mengatakan Indonesia adalah negeri darurat kejahatan seksual,” tegas Arist dalam seminar Cegah Tindak Kekerasan pada Anak yang digelar Pacific Place, Jakarta.
Menurut Arist, angka itu juga menunjukkan betapa di Indonesia telah terjadi sebuah kejahatan moralitas.
”Bahwa bangsa yang menjunjung moralitas, religi, adat dan istiadat, tapi ternyata banyak yang menciderai hak anak-anak. Dalam perspektif agama dan hukum, ini adalah kajahatan luar biasa yang tidak bisa ditoleransi,” tegas Arist.
Kata dia, ada banyak cara yang dapat diajarkan kepada anak agar mereka bisa melawan orang-orang yang yang akan melakukan kejahatan seksual.
"Kejahatan seksual terhadap anak sudah tidak bisa ditutup-tutupi lagi. Anak sudah harus dibekali cara seperti berteriak, melawan, mengigit, melempar pelaku dengan benda yang ada di sekitarnya ketika ada seseorang yang akan melakukan serangan kejahatan seksual kepada dirinya," ujar Arist.
Arist pun meminta agar masyarakat bergotong-royong memutus mata rantai kejahatan seksual. Diantaranya adalah memberikan perlindungan anak di tingkat rumah, sekolah, desa, hingga kota. “Kalau itu tidak dilakukan, Indonesia akan diisi oleh generasi yang rusak,” kata Arist.
Memutus mata rantai kejahatan seksual juga didukung penuh oleh Mal Pacific Place Jakarta.
“Risiko terjadi kejahatan seksual bisa terjadi di mana saja, mulai dari rumah hingga ruang publik, karena itu kami mengedukasi para orang tua dan guru-guru Paud untuk sama-sama memutus mata rantai kejahatan seksual, salah satunya dengan meningkatkan pengawasan kepada anak-anak,” kata Ishak A Muin, VP Operation Support Service Pacific Place Jakarta.
Kata Ishak, kegiatan ini sejalan dengan komitmen Pacific Place sebagai perusahaan ramah anak juga bagian dari upaya mengurangi angka kekerasan dan eksploitasi terhadap anak yang terus meningkat. "Kami mengedukasi guru-guru Paud, karena merekalah yang berhadapan langsung dengan anak-anak, sehingga penting setiap guru PAUD dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan agar bisa mengingatkan anak didiknya untuk melindungi diri," jelas Ishak.