Sudah Keluarkan Rp 840 Juta untuk Kalijodo Daeng Jamal Tak Minta Diganti Pemprov DKI
Koordinator Keamanan RTH & RPTRA Kalijodo, Jamaluddin alias Daeng Jamal, sudah merogoh koceknya sendiri sebesar Rp 840 juta selama 4 bulan belakangan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Keamanan RTH & RPTRA Kalijodo, Jamaluddin alias Daeng Jamal, sudah merogoh koceknya sendiri sebesar Rp 840 juta selama 4 bulan belakangan.
Uang sebesar itu ia keluarkan untuk operasionalisasi pengamanan, kebersihan dan parkir Kalijodo. Setiap hari untuk semua itu menelan dana Rp 6 sampai 7 juta.
Daeng Jamal yang menalanginya dari dana pribadi.
Pihak Pemprov DKI Jakarta belum mengeluarkan uang apapun untuk operasional sehari-hari disana.
Daeng Jamal merupakan salah satu tokoh di Kalijodo. Lahir dan besar disana. Tapi memilih keluar dan mengembangkan bisnisnya sendiri di luar Kalijodo.
Ada kabar dia berselisih dengan Daeng Azis saat Kalijodo jadi lokasi dunia bisnis gelap.
Makanya memilih keluar dan mengembangkan bisnisnya sendiri di luar Kalijodo.
Tapi Daeng Jamal membantah itu. "Saya tak kenal Daeng Azis," kata Daeng Jamal kepada Wartakotalive.com di Kalijodo, Kamis (27/4/2017) siang.
Sejak bisnis gelap Kalijodo runtuh dan diubah menjadi RTH & RPTRA Kalijodo, Daeng Jamal kembali lagi.
Menempel dengan Sinarmasland (pembangun RTH & RPTRA Kalijodo) tahun 2016.
Sejak saat itu dia dijadikan koordinator keamanan oleh Sinarmasland.
Mengamankan pembangunan agar tak diganggu ormas dan pihak-pihak lain yang usil. Sukses. Tak ada satupun ormas bisa masuk kesana.
Tapi sejak Januari 2017 lalu Daeng Jamal mulai merogoh koceknya dalam-dalam untuk menalangi biaya operasional.
"Tadinya sebelum pembangunan selesai dana operasional pengamanan ditanggung oleh Sinarmas Land (pembangun RTH & RPTRA Kalijodo)," kata Daeng Jamal.
Tapi setelah pembangunan selesai Desember 2016 lalu, Jamal menanggung semuanya sendirian.
Dia membiayai 65 orang yang menjaga keamanan, kebersihan, dan parkir di Kalijodo, sendirian.
"Setiap hari saya keluarkan sekitar Rp 6 sampai 7 juta untuk mereka. Satu orang dibayar antara Rp 75.000 sampai Rp 100.000," kata Daeng Jamal.
Jamal mengaku memiliki berbagai bisnis dan pekerjaan lain yang membuatnya mampu mengeluarkan uang sebesar itu, setiap hari.
Dia mengaku sampai saat ini menjadi supervisor pengawas di Hotel Ariston (supervisor).
Kemudian dia juga juga punya usaha buka parkiran di tanah swasta di daerah muara karang.
Lalu jadi pengendali untuk 14 gudang di kawasan semanan indah, Kalideres, Jakarta Barat.
Berikutnya di Bekasi, Daeng Jamal mengerahkan anak buahnya untuk menjaga lahan milik pengusaha yang sebelumnya bersengketa.
"Dari situlah saya menutupi biaya operasional disini (Kalijodo). Saya sama sekali tak minta Pemprov DKI untuk menggantinya. Ini ibadah saja buat saya," kata Daeng Jamal.
Jamal mengaku ingin membantu 'adik-adiknya' yang sebelumnya bekerja di bisnis gelap Kalijodo untuk mendapat uang halal dari RTH & RPTRA Kalijodo.
Makanya 65 orang yang dipilihnya untuk bekerja, seluruhnya merupakan bekas pekerja di bisnis gelap Kalijodo.
"Ada yang tadinya germo, ada yang punya kafe, ada juga yang PSK," kata Daeng Jamal ketika ditemui Wartakotalive.com di Kalijodo, Kamis (27/4/2017) siang.
Daeng Jamal mengatakan 65 orang yang kini jadi anak buahnya untuk mengurus Kalijodo tadinya merupakan anak buah Daenh Azis dan beberapa penguasa bisnis gelap lainnya di Kalijodo.
"Mereka kan hilang mata pencahariannya. Sekarang mereka memilih ikut saya," kata Daeng Jamal.
Dia sengaja memberdayakan orang-orang itu agar arah kehidupannya berubah. "Saya anggap mereka saudara," kata Daeng Jamal.
Daeng Jamal kini sedang mendorong agar ke-65 orang itu bisa mendapat gaji dari Pemprov DKI.
Usaha awalnya adalah dengan mengundang UPT parkir memasang mesin parkir meter disana.
Kemudian 10 dari 65 anak buahnya dijadikan petugas parkir meter. Maksudnya agar kemudian digaji oleh UPT Parkir.
Tapi sampai sekarang, 10 orang itu belum digaji juga. Sehingga masih diupah oleh Daeng Jamal, setiap hari.
"Ya tak apa-apa lah. Nanti kan perlahan semuanya akan menjadi lebih baik dan teratur. Apapun yang terjadi nanti dan siapapun pengurusnya, saya hanya minta Pemprov DKI memprioritaskan orang-orang asli Kalijodo yang dulu berkecimpung di bisnis gelap," ucap Daeng Jamal.
Dia ingin PSK yang dulu berkeliaran di Kalijodo bisa mendapat tempat untuk berdagang di Lokbin KUMKMP RTH Kalijodo.
"Sekarang sudah ada 7 sampai 8 bekas PSK yang dapat lapak berdagang di RTH Kalijodo," ucap Daeng Jamal.(ote)