Malam Masih Kumpul, Warga Kaget Wagiroen Tewas
Bahkan satu hari sebelum insiden kecelakaan itu, ayah dua orang anak itu masih ikut rapat pembubaran PPS Kelurahan Kebayoran Lama Utara
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wagiroen (68), korban kecelakaan lalu lintas di Ciloto, Puncak, dikenal sebagai tokoh masyarakat di tempat tinggalnya di Jalan Pelita 1 RT/RW 014/08, Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Dia turut terlibat di berbagai kegiatan masyarakat. Terakhir, pria yang masih aktif sebagai sekretaris RT 014 itu bergabung di Panitia Pemungutan Suara (PPS) Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Bahkan satu hari sebelum insiden kecelakaan itu, ayah dua orang anak itu masih ikut rapat pembubaran PPS Kelurahan Kebayoran Lama Utara. Sontak berita meninggalnya Wagiroen menggegerkan warga di tempat tinggalnya.
"Sebelum kejadian rapat sampai jam 21.30 malam. Ngobrol, bercanda-canda tidak ada apa-apa. Pagi berangkat, siang saya mendengar kabar mendapat musibah," tutur Heri (39), tetangga Wagiroen.
Setelah mendengar informasi mengenai kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa termasuk Wagiroen, Heri bersama dengan RT 014 segera menuju ke tempat kejadian perkara (TKP).
Dikarenakan situasi di Jalan Raya Puncak berada dalam kondisi macet, sehingga, mereka memutuskan untuk menaruh kendaraan di Ciawi. Lalu, mereka menuju ke lokasi kecelakaan menggunakan sepeda motor.
Hingga akhirnya mereka menemukan jasad Wagiroen yang sudah terbujur kaku di rumah sakit. Lalu, jasad dibawa ke rumah duka di Jalan Pelita 1 RT/RW 014/08, Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, menggunakan ambulans.
Berdasarkan hasil identifikasi awal yang dikeluarkan pihak rumah sakit, Heri mengetahui, tetangganya itu meninggal dunia karena mengalami pendarahan di organ tubuh bagian dalam.
"Jasad dibawa naik ambulans. Kebetulan saya di dalam ambulans. Luka ada, tetapi tidak parah, luka pendarahan. Kalau menurut pihak rumah sakit, dia itu luka dalam. Kebanyakan yang meninggal itu korban luka dalam," tambahnya.
Suasana duka terlihat di kediaman Wagiroen, salah satu korban tewas insiden kecelakaan lalu lintas di Jalan Raya Puncak, Kampung Ciloto, Cianjur, pada Minggu (30/4/2017). Wagiroen meninggalkan satu orang istri dan dua orang anak.
Kediaman Wagiroen berada di gang kecil. Untuk masuk ke tempat itu, dapat ditempuh dengan cara naik sepeda motor dan berjalan kaki. Satu unit papan tulis digantung di pintu gang tempat masuk.
Papan tulis itu bertuliskan Wagiroe Bin A Sohirin, tanggal lahir: 12 Juni 1948, wafat: 30 April 2017, dimakamkan jam 09.00 WIB di TPU Tanah Kusir.
Sejumlah karangan bunga bertuliskan turut berduka cita atas meninggalnya Wagiroen diletakkan di pinggir jalan dekat kediaman Wagiroen di Jalan Pelita 1 RT/RW 014/08, Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Karangan bunga itu dari calon gubernur DKI Jakarta nomor urut III, Anies Baswedan, Ketua KPU Kota Administrasi Jakarta Selatan, Muhammad Ikbal, dan Ketua Fraksi P Golkar DPRD DKI Jakarta HM Ashraf Ali.