Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Santri Makam Mbah Priok yang Berdamai dengan Pemprov karena Ahok

bertahun-tahun lamanya, lahan seluas 3,4 hektar yang terletak di sebelah Jakarta International Container Terminal (JICT), menjadi rebutan

Editor: Sanusi
zoom-in Kisah Santri Makam Mbah Priok yang Berdamai dengan Pemprov karena Ahok
KOMPAS IMAGES/DHONI SETIAWAN
Seorang peziarah keluar dari area makam Habib Hasan Al Haddad atau Mbah Priok yang berada di dekat terminal peti kemas PT Pelindo II, Koja, Jakarta Utara, Senin (8/3/2010). Pemerintah kota Jakarta Utara berencana melakukan penataan lahan pemakaman tersebut untuk pengembangan terminal peti kemas. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Kita ada di lahan emas, yang namanya orang berusaha merebut pasti selalu ada," kata Wahyu di Tanjung Priok, Selasa (2/5/2017).

Wahyu, yang kini menjabat sebagai Ketua Yayasan Makam Mbah Priok siang itu bercerita kepada Kompas.com soal sejarah berdirinya Makam Mbah Priok dan wacana menjadikannya destinasi wisata religi berstandar internasional.

Ia menunjukkan sodetan pada telapak tangan kirinya yang menjadi bagian penting dari cerita itu.

"Tahun 2010 itu kami ada 60 orang mati-matian mempertahankan, digempur habis sama Brimob," katanya.

Wahyu merujuk pada peristiwa 14 April 2010 ketika bentrokan pecah antara Satpol PP dengan warga dan santri.

Selama bertahun-tahun lamanya, lahan seluas 3,4 hektar yang terletak di sebelah Jakarta International Container Terminal (JICT), menjadi rebutan antara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II dan ahli waris Habib Al Haddad.

April 2010 itu, menjadi akbar perebutan lahan. Beberapa tahun sebelumnya juga upaya penertiban berlangsung namun selalu gagal karena santri dan warga selalu mati-matian mempertahankan.

Berita Rekomendasi

Bentuk intimidasi, menurut Wahyu, datang dalam berbagai bentuk mulai dari upaya pengusiran, ancaman preman, hingga fitnah-fitnah soal makam.

Warga makam selalu bermusuhan dengan pemerintah mulai dari Pemprov, pelabuhan, dan polisi.

Namun itu semua berbalik pada awal tahun ini, ketika Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengeluarkan SK penetapan Makam Mbah Priok agar dijaga dan diperlakukan seperti cagar budaya.

"Sekarang gandeng Pemprov, biar Gubernurnya beda imannya sama kita, tapi dia baik sama rakyat, cinta sama habib, dan peduli," kata Wahyu.

Selama 26 hidupnya berguru pada Habib Sting, ahli waris Mbah Priok, Wahyu selalu diajarkan untuk tidak membeda-bedakan apalagi sampai membenci mereka yang berbeda keyakinannya.

Wahyu melihat junjungannya, Habib Sting, memiliki banyak teman yang bergama Kristen dan datang dari luar negeri. Semua orang diterima dan dirangkul.

Perkenalan komunitas Makam Mbah Priok dengan Ahok sendiri bermula ketika Habib Sting mengundang Ahok untuk datang ke Makam. Gubernur sebelumnya juga selalu diundang untuk bisa menyelesaikan sengketa tanah ini.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas