Busa 'Salju' di Jalanan Sudirman Bakal Diperiksa Kandungan Kimianya
Mudarisin belum bisa menjelaskan bahaya kandungan dalam busa mirip salju tersebut sebelum hasil uji laboratorium keluar.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bidang Pengawasan dan Penegakkan Hukum Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Mudarisin mengatakan telah mengambil sampel busa mirip salju yang ditumpahkan di Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (6/5/2017).
Dinas Lingkungan Hidup akan menguji kandungan busa tersebut.
"Hari ini diuji labnya. Kami mengidentifikasi sebetulnya materi itu mengandung apa, apakah mengandung surfaktan atau tidak," ujar Mudarisin saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/5/2017).
Mudarisin menjelaskan, surfaktan merupakan salah satu bahan aktif deterjen. Menurut Mudarisin, busa biasanya mengandung surfaktan.
Pengujian kandungan busa tersebut membutuhkan waktu paling cepat 10 hari. Mudarisin belum bisa menjelaskan bahaya kandungan dalam busa mirip salju tersebut sebelum hasil uji laboratorium keluar.
"Kami belum tahu komposisinya apa, makanya kami belum bisa menyampaikan bahayanya apa," kata Mudarisin.
Secara umum, surfaktan dalam deterjen biasanya mengandung fosfat. Mudarisin mengatakan, bahaya fosfat terhadap lingkungan menyebabkan eutrofikasi.
Dilansir dari laman Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), lipi.go.id, eutrofikasi merupakan proses pengayaan nutrisi dan bahan organik dalam air atau pencemaran air yang disebabkan munculnya nutrisi yang berlebihan ke dalam ekosistem perairan.
Air dikatakan tercemar apabila ada pengaruh atau kontaminasi zat organik maupun anorganik ke dalam air.
Busa yang memenuhi Jalan Sudirman itu sempat viral dan menjadi perbincangan di dunia maya.
Tak sedikit yang menyebut busa tersebut sebagai salju. Busa tersebut merupakan merupakan material sisa proyek pembangunan mass rapid transit (MRT).
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan, busa ditimbulkan oleh cairan sejenis sabun yang gunanya sebagai pelicin untuk membantu melunakkan tanah selama proses pengeboran terowongan.
"Ini adalah material sisa yg masih tersimpan dilokasi proyek MRT di Patung Pemuda meskipun kegiatan pengeboran terowongan sudah selesai seluruhnya pada 23 Februari 2017," kata William, Sabtu malam.
William menyatakan cairan untuk membersihkan peralatan kontraktor bukanlah cairan yang berbahaya untuk lingkungan dan keselamatan.
Ia mengaku sudah mengecek dan memegang cairan itu dan sama sekali tidak memberikan dampak negatif.
(Nursita Sari/kompas.com)