Pemprov DKI Tak Akan Gelar Operasi Yustisia Seusai Lebaran
Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta Saefullah meminta pemudik memilih orang dari kampung halamannya, untuk dibawa mengadu nasib di Jakarta.
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta Saefullah meminta pemudik memilih orang dari kampung halamannya, untuk dibawa mengadu nasib di Jakarta.
"Kalau tak ada jaminan dapat kerja ya jangan dibawa, apalagi kalau tak memiliki skill apapun," kata Saefullah kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (21/6/2017).
Saefullah mengatakan, walau Jakarta merupakan kota terbuka, tapi perlu dipahami bahwa jangan membawa sembarang orang ke Jakarta.
"Udah sesak Jakarta ini. Jangan menambah beban Jakarta lagi makanya," ujar Saefullah.
Apalagi, saat ini Jakarta sedang memperbaiki nasib penduduk di kawasan tak layak huni, dengan cara memasukkannya ke Rumah Susun Sewa.
Saefullah menjelaskan, tahun 2017 ini tak akan ada operasi pendatang baru oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemprov DKI.
Sebab, Pemprov DKI sudah benar-benar menyadari bahwa Jakarta adalah kota terbuka. Semua orang dari pelosok Nusantara berhak datang dan mengadu nasibnya di ibu kota.
Sementara, Kepala Disdukcapil DKI Edison Sianturi mengatakan, pendatang baru yang tak memiliki skill dan jaminan kerja biasanya akan tersingkir sendiri dari Jakarta.
"Memilih pulang sendiri ke kampung halamannya yang seperti itu biasanya," kata Edison kepada Wartakotalive.com, beberapa waktu lalu.
Apabila tak memilih pulang, mereka akan hidup menggelandang tanpa arah di Jakarta. Ujung-ujungnya tertangkap Dinas Sosial DKI dan dipaksa pulang ke kampung halamannya.
Namun, Edison memastikan arus urbanisasi tak akan merugikan Jakarta, selama para pendatang baru memiliki skill atau minimal punya keinginan untuk bekerja keras.
"Mereka yang tak punya banyak skill kan bisa bekerja di sektor-sektor usaha kecil maupun perintis. Itu kan menguntungkan juga bagi Jakarta," tutur Edison.