Dikawal Tentara dan Polisi, Penggusuran Bangunan di Bukit Duri Dinilai Berlebihan
Pemilik bangunan, yang umumnya sudah pindah ke sejumlah rumah susun sewa (rusunawa) sejak sepekan terakhir
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika biasanya penertiban kawasan perkampungan diwarnai dengan aksi perlawanan, pada penertiban kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan yang berlangsung Selasa (11/7), berlangsung kondusif.
Ratusan warga yang datang hanya tampak melihat jalannya penertiban dari sejumlah sudut terbuka, misalnya dari jembatan.
Proses penertiban pun berlangsung lancar hingga selesai pada Selasa siang.
Pemilik bangunan, yang umumnya sudah pindah ke sejumlah rumah susun sewa (rusunawa) sejak sepekan terakhir, dengan sabar menunggu proses perataan bangunan selesai.
Sesudah itu, mereka baru mendekat ke bekas lokasi bangunan untuk mengumpulkan puing-puing yang bisa mereka jual, seperti besi dan kayu.
"Aman dan kondusif. Tidak ada perlawanan atau aksi," kata Camat Tebet, Mahludin, ditemui Warta Kota di lokasi.
Pada aksi penertiban, sebanyak 673 personil dikerahkan, terdiri dari Polres Metro Jakarta Selatan, Kodim 0504 Jakarta Selatan, Subgar 0504 Jakarta Selatan, Satpol PP Jakarta Selatan, beserta instansi terkait.
Proses penertiban dilakukan dengan penjagaan yang begitu ketat.
Sejumlah warga yang dimintai komentar dengan besarnya jumlah personil pengamanan bilang bahwa pengerahan personil sebanyak itu terlalu berlebihan.
"Kayak mau perang saja, pakai menurunkan tentara segala. Menurut saya ya berlebihan itu," kata warga yang enggan disebut namanya ditemui di lokasi penertiban.