Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selepas Magrib Warga di Kampung Ini Takut Keluar Rumah, Penyebabnya Bikin Miris

Keadaan di Kampung Pertanian RT 4/15 Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat,

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Selepas Magrib Warga di Kampung Ini Takut Keluar Rumah, Penyebabnya Bikin Miris
TribunnewsBogor.com/Lingga Arvian Nugroho
Warga Kampung Pertanian RT 4/15 Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor minim penerangan di malam hari. 

Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Lingga Arvian Nugroho

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Keadaan di Kampung Pertanian RT 4/15 Kelurahan Menteng, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor ini berbanding terbalik dengan gemerlap lampu kota.

Berada di pinggiran kota, membuat kampung ini minim dari adanya pembangunan

Saat menjelang magrib anak-anak di Kampung Pertanian merasa takut untuk keluar rumah.

Padahal biasanya anak-anak tersebut sering keluar rumah untuk ke warung ataupun mengikuti pengajian.

Kondisi itu dikarenakan di kampung yang berada di belakang Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat itu minim penerangan lampu.

Dede Suhandi warga setempat menuturkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan penerangan jalan umum warga bahu membahu membuat lampu seadanya.

BERITA REKOMENDASI

Akibatnya beberapa kabel, dan staker listrik seadanya pun dipasang seadanya.

"Kita pasang kabel di sambungkannke rumah warga untuk listriknya, terus kita bikin dari kayu panjang," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Jumat (14/7/2017).

Namun, tetap saja lampu itu tidak bisa menerangi semua wilayah karena keerbatasan dana untuk membuat tiang lampu.

Dede menambahkan pihaknya sudah berapa kali membuat pengajuan kepada pihak RW ataupun kelurahan namun hingga saat ini belum ada perubahan.

Baca: Dikepung Warga Sekampung, Dua Maling Motor Pilih Kabur


"Udah pengajuan tapi tidak ada respon, padahal kan bahaya kalau gelap itu, terus RW 15 ini kan ditunjuk sebagai RW percontohan tapi nyatanya di RT 4 penerangan jalan umum aja enggak ada," ucapnya.

Dede menambahkan bahwa di wilayah yang didiami oleh lebih dari 40 kepala keluarga itu selalu melakukan perbaikan diwilayahnya dengan swadaya masyarakat.

Namun meski demikian perbaikan fasilitas umum itu tidak bisa maksimal dikarenakan kemampuan dari masyarakat warga sekitar yang seadanya.

"Perbaikan fasilitas seperti PJU ini dilakukab oleh suadaya warga, dana iuran, tapi memang hasilnya belum maksimal karena kemampuan warga disini yang terbatas, secara ekonomi juga pendapatan warga tidak besar," katanya.

Pihaknya pun berharap ada bantuan dari piham terkait untuk membantu membangun dan memperbaiki fasilitas umum diwilayahnya.

"Kalau warga pasti mau gerak dan goyong royong kalau ada bantuan, karena pakai dana seadanya saja warga sudah mau gerak, apalagi kalau ada bantuan," ujarnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas