Sebelum Dicekik Suaminya Hingga Tewas, Yeni Sempat Rencanakan Gantung Diri
Sebelum dicekik Suhar di bawah Jembatan Grand Depok City (GDC), korban sempat berniat gantung diri di kamar keponakannya pada Rabu (19/7/2017) pagi.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK -- Ada kisah di balik pembunuhan Yeni Maharani (26) oleh suaminya Suhartanto (29) alias Suhar.
Sebelum dicekik Suhar di bawah Jembatan Grand Depok City (GDC), korban sempat berniat gantung diri di kamar keponakannya pada Rabu (19/7/2017) pagi.
"Namun saat itu kain atau selendang yang digunakan untuk gantung diri berhasil dipotong oleh pelaku menggunakan pisau kater sehingga korban terjatuh ke samping kanan di lantai," kata
Kasubag Humas Polresta Depok Ajun Komisaris Firdaus.
Menurut Firdaus sekitar pukul 19.30, korban pergi dari rumah tanpa pamit. Saat itu suami korban mencoba mencari namun tidak ketemu.
"SMS dan telpon pelaku ke HP korban tak direspon," kata Firdaus.
Pada Kamis subuh tambah Firdaus, korban sempat mengirim pesan via WhatsApp (WA) ke pelaku dan mengatakan sedang di priuk di pinggir kali.
"Pelaku tidak mencari karena saat itu masih subuh dan gelap," katanya.
Lalu Kamis pukul 14.30, kata Firdaus, pelaku kembali mengirim pesan lewat WA ke korban dan menanyakan keberadaannya.
"Korban membalas sedang berada di bawah jembatan GDC," katanya.
Pelaku lalu menuju ke lokasi dimana korban berada dan di sanalah pembunuhan itu terjadi.
Ada Diantara Kerumunan Massa
Suhar mengaku masih sempat berada di kerumunan massa yang gempar, karena temuan jenazah Yeni tersebut, Kamis (20/7/2017) sore.
Ia menunggu keponakannya Yanuar datang, untuk melihat dan memastikan kondisi istrinya yang dibunuhnya itu.
Firdaus menuturkan usai mencekik leher istrinya hingga tewas, pelaku langsung menelpon Yanuar keponakannya, agar datang ke Jembatan GDC dan meminta mengecek korban yang saat itu jenazahnya sudah tewas dan dikerumuni massa.
Pelaku katanya kemudian pulang ke rumahnya di Kalimulya, Cilodong, menggunakan motornya sendiri.