3 Fakta Amplifier yang Dibawa Pria yang Dibakar Massa Milik Mushala
Sempat tersiar kabar simpang siur jika MA (30) yang tewas dihakimi dan dibakar massa adalah korban salah sasaran.
Editor: Hendra Gunawan
Menurutnya posisi tempat amplifier berada di pojok musala yang belum dipasang plafon.
Sehingga, jika malam atau siang hari sering burung gereja masuk ke dalam ruangan dan buang kotoran.
"Di tikar-tikar di sekitarnya juga ada kotoran burung," ucap Rojali.
Pantauan Tribun, terdapat beberapa bercak warna putih yang menempel di atas permukaan barang bukti amplifier.
"Kenapa saya bilang itu ampli saya? Karena di sini lah ada bukti (petunjuk) yang sangat kuat. Silakan dilihat ada tahi. Ini adalah tahi burung gereja," katanya.
Rojali mengatakan amplifier tersebut sempat berada di dalam tas yang dibawa MA.
"Ketika dikejar dan belok, dia jatuh dan langsung lari. Saya cek tas yang bawaannya tadi. Saya begitu karena saya takut ampli-nya udah dijual duluan. Setelah tasnya saya buka, ternyata betul ada ampli saya," ungkapnya.
Rojali mengaku sangat menghapal ciri khas amplifier tersebut karena ia menggunakannya setiap malam untuk acara pengajian dan tahlilan kematian neneknya sejak dua minggu lalu.
Rencananya amplifier itu juga akan digunakan untuk acara haul wafatnya sang nenek pada malam hari kejadian.
"Kotoran burung ini belum hilang. Karena setiap malam burung buang kotoran," katanya seraya menunjukan bercak kotoran yang menempel di permukaan atas amplifier.
Menurut Rojali, MA adalah satu-satunya orang yang memasuki area musala saat dirinya melaksanakan bersih-bersih musala setelah waktu Salat Ashar atau sekira pukul 15.30 WIB.
Ia pun tidak mengenal MA sebelumnya.
Namun, ia menghapal raut wajah MA lantaran tidak ada tegur sapa, ucapkan salam maupun senyum baik saat berpapasan muka, baik pada saat masuk maupun keluar dari musala.
Ia menceritakan, pada hari kejadian, ia mengumandangkan adzan Ashar di Musala Al Hidayah sekira pukul 15.20 WIB, menggunakan pengeras suara dengan amplifier musala sebagai pengatur audionya.
Setelah melaksanakan Salat Ashar berjemaah berasama putranya, Fahmi, ia melakukan bersih-bersih musala untuk persiapan haul meninggalnya sang nenek pada malam harinya.