'Pak Ogah' di Depok 'Dipekerjakan' Polisi Bantu Atur Lalin
Kasat Lantas Polresta Depok, Komisaris Sutomo menuturkan dari ke 60 mitra polisi beberapa di antaranya adalah Pak Ogah
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Depok merangkul sebanyak 60 warga menjadi mitra polisi dalam membantu mengatur lalu lintas dan mengurai kemacetan di sejumlah titik dan ruas jalan di Kota Depok.
Mereka menjadi sukarelawan pengatur lalu lintas (supeltas) dengan difasilitasi dan diberikan rompi berscotlight warna hijau muda terang serta peluit.
Kasat Lantas Polresta Depok, Komisaris Sutomo menuturkan dari ke 60 mitra polisi atau supeltas yang dirangkul pihaknya ini beberapa diantaranya adalah 'Pak Ogah' .
"Tapi tidak semuanya, yang pasti mereka itu adalah warga setempat yang sangat tahu wilayahnya. Mereka berasal dari semua kecamatan di Depok," kata Sutomo, Rabu (9/8/2017).
Ia berharap dengan dirangkulnya mereka menjadi mitra polisi dalam mengatur lalu lintas, pihaknya berharap kemacetan di Depok menjadi berkurang.
"Kami juga membina mereka dan membekali dengan pengetahuan seputar lalu lintas dengan memberikan pelatihan," kata Sutomo.
Selain itu kata Sutomo para mitra polri dalam mengatur lalin ini juga diberikan rompi berscotlight hijau, untuk keamana mereka.
"Agar dalam mengatur lalin mereka dapat terlihat jelas dan keselamatan mereka lebih terjamin. Kami juga berikan peluit selain rompi," katanya.
Menurut Sutomo selain mengatur lalin, para mitra polisi dalam mengatur lalin ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi kepolisian dalam mengantisipasi tindak kejahatan dan gangguan kamtibmas di wilayahnya.
"Sehingga mereka bisa ikut berperan serta dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayahnya," kata Sutomo.
Secara berkala kata dia nantinya anggotanya akan menyambangi mereka dan memberikan pembinaan lanjutan selain mendengar keluhan-keluhan mereka.
Untuk sementara ini, kata Sutomo, pihaknya tidak memberikan honor kepada mereka. Karenanya diakui Sutomo mereka tetap menggantungkan penghasilannya dari pemberian uang para pengendara kendaraan yang memutar atau melintas di persimpangan yang mereka jaga.
"Namun kami berikan pengarahan dan kami tekankan, agar tidak memaksa dalam meminta uang ke pengendara. Jika tidak diberi uang kami harap mereka ikhlas. Namun jika ada masyarakat yang memberi silahkan. Intinya tidak boleh ada pemaksaan ke warga atau pengendara," kata Sutomo.
Mereka ini kata Sutomo biasa beroperasi di beberapa putaran dan persimpangan mulai dari Jalan Margonda, Jalan Juanda, Jalan Kartini, Jalan Tole Iskandar, Jalan Sawangan, Jalan Nusantara, dan sejumlah ruas jalan lainnya.