Jawaban Dirut MRT Saat Ditanya Soal Tarif Moda Transportasi Tersebut
Direktur Utama MRT, William Sabandar mengatakan bahwa progres pembangunan MRT Jakarta secara keseluruhan telah mencapai 76,13 persen.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) terus dikejar agar selesai tepat sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Baca: Daihatsu Sirion Edisi Special Hanya 10 Unit, Dilego Rp 175 Juta
Direktur Utama MRT, William Sabandar mengatakan bahwa progres pembangunan MRT Jakarta secara keseluruhan telah mencapai 76,13 persen.
Rinciannya, MRT di bawah tanah atau underground itu pembangunannya sudah mencapai 88,26 persen, sedangkan jalur layang atau elevated mencapai 64,10 persen. Meski demikian, hingga saat ini tarif MRT sendiri masih belum ditentukan.
"Ya sampai sekarang masih belum ada penentuan tarif MRT. Masih digolongkan bersama, kemungkinan akhir tahun baru bisa kita tentukan," ujar Willy selepas meninjau lokasi Stasiun MRT Senayan, Jakarta Selatan, Senin (14/8/2017).
Direktur Konstruksi MRT, Silvia Halim menyatakan jika kemungkinan tarif MRT tak akan jauh berbeda dengan tarif angkutan umum lain seperti commuter line.
Ia juga menyampaikan bahwa sistem tiket MRT Jakarta nantinya akan menyerupai sistem tiket di Singapura.
"Iya nanti akan serupa yang di Singapura, kita akan ada vending machine," ujar Silvia kepada Tribunnews.com.
Diberitakan sebelumnya, Direktur Operasional dan Pemeliharaan MRT, Agung Wicaksono menuturkan jika secara garis besar, sistem tiket MRT Jakarta akan terbagi dalam tiga skema.
Hal ini diungkapkannya ketika ditemui beberapa waktu lalu di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (5/7).
Skema pertama yaitu electronic fare collection. Skema ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan tiket MRT dengan memasukkan uang ke dalam mesin.
Kedua, berupa clearing house dengan pemilikan dari konsorsium operator. Guna skema ini untuk membedakan penumpang lanjutan dari transportasi lainnya.
Skema terakhir berupa kerja sama dengan perbankan menggunakan e-money seperti pada Transjakarta dan Commuter Line.