Seorang Netizen 'Remehkan' Ibu yang Lahirkan Anak Secara Caesar, 4 Fakta ini Membungkamnya
Seorang Ibu muda menjadi bahan perbincangan sekaligus bully-an para netizen di Indonesia.
Editor: Rendy Sadikin
Tingginya prevalensi ini dibandingkan dengan angka kejadian pada ibu yang melahirkan secara normal.
“Persalinan caesar itu sendiri merupakan faktor risiko independen terhadap kemungkinan terjadinya VTE di periode pascamelahirkan. Dalam masa kritis ini, ibu yang melalui persalinan caesar dapat mengalami proses pembekuan darah yang lebih aktif dibandingkan ibu yang melahirkan secara normal. Sekitar 3 kasus VTE dapat terjadi untuk setiap 1.000 persalinan caesar,” kata peneliti utama Marc Blondon dari Divisi Angiology and Hemostasis, Geneva University Hospitals, Jenewa, Swiss.
3. Berjuang melahirkan sendiri
Operasi melahirkan caesar sama dengan operasi bedah lainnya, penuh sayatan, darah, dan operasi yang memakan waktu lama.
Bolehlah Ibu yang melahirkan normal senang karena saat melahirkan, ada suami yang mendampingi.
Ibu bisa menjerit, mencakar suami, atau memegang tangannya erat-erat.
Tapi lihatlah ibu-ibu yang melahirkan caesar, mereka harus melahirkan tanpa orang terdekat yang menemani, hanya dokter dan perawat.
Semua dilakukan demi sang buah hati yang akan dilahirkannya.
4. Berjuang untuk menyusui
Perjuangan menyusui ibu yang melahirkan caesar lebih berat.
Ini karena saat melahirkan caesar, ibu tak bisa segera bertemu dengan bayi, sehingga interaksi antara ibu dan bayi kemungkinan tertunda.
Data dari penelitian yang dimuat di jurnal BMC Pregnancy and Childbirth (April 2016) memperlihatkan, ibu yang melahirkan caesar secara terencana cenderung menyatakan tidak ingin menyusui, sehingga tidak menjalani inisiasi menyusu dini (IMD) segera setelah melahirkan.
Rendahnya angka IMD ini disertai dengan meningkatnya risiko ibu mengalami kesulitan saat menyusui nantinya.
Baca: Geger di Jagat Maya, TKW Rekam Aksi Majikan yang Memaksanya Berhubungan Intim