Peringati Hari Batik Nasional, Djarot Senang Daerah Bisa Kembangkan Motif
Dalam rangka Peringatan Hari Batik Nasional, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku sengaja pergi ke Banyuwangi
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka Peringatan Hari Batik Nasional, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengaku sengaja pergi ke Banyuwangi pada Sabtu (30/9/2017).
Djarot mengaku senang karena melihat bahwa ternyata masing-masing daerah kini telah berpacu mengembangkan corak batik khas daerah mereka.
"Ini Hari Batik Nasional, maka kemarin saya ke Banyuwangi, saya senang sekali masing-masing daerah mengembangkan motif (corak) batiknya sendiri-sendiri," ujar Djarot, di Lapangan Eks IRTI Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2017).
Djarot mengatakan, pengembangan corak khas tersebut tidak lepas dari peran para pengrajin batik. Ia menyebut saat ini Jakarta juga semakin giat mengembangkan corak batik khas Jakarta.
Pengembangan itu, kata Djarot, ditunjukkan dari para penghuni rumah susun di DKI yang semakin giat melatih keterampilan mereka dalam mengembangkan batik khas ibukota.
"(Pengembangan tersebut) melibatkan para perajin, termasuk (pengembangan) di Jakarta, kita melatih para penghuni rusun untuk mengembangkan batik kita," jelas Djarot.
Lebih lanjut Djarot pun menuturkan bahwa pada Kamis (28/92017), Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi DKI Jakarta meluncurkan buku 'Lenggang Batik Jakarta' di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
"Minggu lalu, malam Jumat, kita luncurkan (Buku) Batik Jakarta di Monas," kata Djarot.
Menurutnya, peluncuran tersebut merupakan upaya Pemerintah Provinsi DKI dalam melestarikan batik sebagai warisan budaya Indonesia.
Selain itu peluncuran tersebut juga bertujuan agar batik Indonesia tidak kalah dengan batik impor.
"Ini upaya kita melestarikan batik ini supaya nggak kalah sama yang impor," tegas Djarot.
Hal tersebut lantaran ia menganggap bahwa otentiknya kain batik dilihat dari tingkat ketelitiannya dalam pengerjaan.
Politsi PDI Perjuangan itu kemudian menyebut bahwa yang bisa membatik secara sangat baik hanya orang Indonesia.
"Ingat ya, bahwa yang bisa membatik hanya orang Indonesia, (membatik) yang bagus, batik tulis terutama," papar Djarot.
Lebih lanjut Djarot yakin bahwa regenerasi para pembatik, nantinya bisa meningkatkan kualitas dalam pengembangan corak kain yang merupakan salah satu kekayaan budaya nusantara itu.
"Saya yakin, dengan adanya regenerasi seperti ini, batik tulis kita akan semakin baik," pungkas Djarot.