Warteg Kharisma Bahari Kian Populer Sejak Sayudi Perkenalkan Konsep Digital di Hadapan Jokowi
Sayudi adalah pemilik warteg Kharisma Bahari yang mempelopori konsep warteg bersih dengan sistem digital untuk pemasaran dan pembayaran makanan.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua pekerja perempuan tampak sibuk melayani beberapa pembeli, termasuk pengemudi ojek online, di sebuah warung makan bernama Kharisma Bahari berada di bilangan Jalan Haji Batong V, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat (20/10/2017).
Beberapa pembeli di warteg itu tampak membayar makanan yang dibelinya dengan uang tunai.
Namun, yang membedakan, justru banyak pengemudi ojek online yang membeli makanan di warteg tersebut tidak dengan uang tunai.
Tapi, pembayaran makanan dilakukan dengan non-tunai melalui scanning barcode pemesanan online.
Ya, warung tersebut merupakan salah satu warung Tegal atau warteg milik Sayudi atau karib disapa Yudika (44).
Sayudi adalah pemilik warteg Kharisma Bahari yang mempelopori konsep warteg bersih dengan sistem digital untuk pemasaran dan pembayaran makanan di wartegnya.
Sayudi mengaku usaha wartegnya yang mengusung konsep digital ini makin populer sejak ia memperkenalkan konsep warteg digital di hadapan Presiden Jokowi dalam sebuah acara diskusi program televisi di Universitas Indonesia pada 20 September lalu.
Sebelumnya, ia mempunyai 92 cabang warteg Kharisma Bahari. Namun, kini ia mempunyai 152 cabang warteg Kharisma Bahari yang mengunsung konsep digital-nya.
Warung-warung khas Tegal yang didominasi warna dinding hijau dan kuning itu tersebar di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Depok, dan Tangerang Selatan.
Sayudi mengaku merasakan dampak positif dalam bisnisnya pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Setidaknya ada tiga dampak positif dirasakannya.
Pertama, kemudahan proses pinjaman ke bank melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan sejenisnya di perbankan dan pemerintah.
Menurutnya, proses pinjaman ke bank sebelum era pemerintahan Jokowi terlalu rumit dan memakan banyak waktu.
Sebelumnya, pria lulusan SD itu merasa kesulitan untuk mengurus pinjaman modal usaha dari bank. Di antaranya sulitnya persyaratan dan proses menunggu yang melelahkannya.