Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Momentum Sumpah Pemuda di Mata Gubernur Anies Baswedan

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ikut mengenang peristiwa bersejarah pada 28 Oktober 1928 tersebut.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Momentum Sumpah Pemuda di Mata Gubernur Anies Baswedan
TRIBUNNEWS/FRANCISCUS ADHIYUDHA
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri peluncuran #PKSMUDA di XII Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (28/10/2017). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari ini, Sabtu (28/10/2017) diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda yang menjadi salah satu tonggak sejarah bangsa Indonesia.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ikut mengenang peristiwa bersejarah pada 28 Oktober 1928 tersebut.

Menurutnya, peristiwa Sumpah Pemuda merupakan sebuah peristiwa yang sangat luar biasa bagi bangsa Indonesia.

Anies juga mengatakan isi Sumpah Pemuda tentang bahasa sangat penting digaris bawahi bahwa kesepakatan tentang satu bahasa persatuan itu bukan satu bahasa, namun satu bahasa persatuan.

"Betapa 700 lebih bahasa daerah di Indonesia dijunjung, tapi bahasa persatuan juga dikuasai dan itulah membuat kita sekarang membentuk komunikasi lintas wilayah tanpa masalah," kata Anies Baswedan saat menghadiri peluncuran #PKSMUDA di XII Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (28/10/2017).

Baca: Inilah Puisi Jokowi di Perayaan Sumpah Pemuda

Berita Rekomendasi

Anies menganggap  peristiwa Sumpah Pemuda merupakan suata peristiwa yang membanggakan. Bangsa Indonesia telah mentukan kesepakatan bahasa ini dilakukan 17 tahun sebelum adanya negara berdiri.

Dibandingkan dengan negara lain, lanjut Anies, baru menetukan bahasa setelah negara tersebut lahir.

Anies Baswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat menghadiri peluncuran #PKSMUDA di XII Epicentrum Walk, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (28/10/2017).

"kita sudah ada bahasa kesepakatan bahasa yang membedakan adalah kesepakatan antara anak bangsa untuk menemukan tali-tali pengikat persatuan dan tali-tali pengikat yang paling kuat adalah bahasa," papar Anies Baswedan.

Selain itu, Anies sangat membangggakan bahasa persatuan yakni bahasa Indonesia sebagai bahasa mempersatukan.

Dalam perjalanan bangsa Indonesia yang menginjak 100 tahun, kata Anies, sering terjadi friksi, konflik dan perbedaan tetapi yang menarik dalam menyelesaikan itu tidak perlu penerjemah.

"Semua bisa berdialog dengan perasaan sama karena menggunakan bahasa yang sama itu yang seringkali kita tidak sadari hari ini," lanjut Anies.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas