Warga Sekitar Pabrik Kembang Api yang Terbakar Kesurupan, Arwah Korban Mengaku Kedinginan
Tragedi maut kebakaran di pabrik kembang api, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10/2017) pekan lalu, menyisakan rasa pilu.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Wartakota, Andika Panduwinata
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Tragedi maut kebakaran di pabrik kembang api, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Kamis (26/10/2017) pekan lalu, menyisakan rasa pilu.
Peristiwa tersebut merenggut 49 korban jiwa. Mereka yang tewas merupakan buruh di pabrik itu. Jasad mereka sulit dikenali lantaran terpanggang kobaran api.
Insiden yang mengerikan itu pun kini meninggalkan cerita mistis dari warga sekitar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Beni Benteng, Koordinator Keamanan Desa Cengklong, Kosambi, Kabupaten Tangerang.
Ia menjelaskan, pihaknya banyak mendapatkan laporan dari warga pasca-kejadian tersebut.
Masyarakat bercerita mengenai hal-hal gaib yang membuat bulu kuduk merinding.
"Banyak warga yang lapor ke aparat desa. Mereka mengaku kerasukan arwah para korban," ujar Beni saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (30/10/2017).
Anggota keluarga korban juga mengalami hal serupa. Mereka mengalami kesurupan.
"Banyak juga keluarganya yang didatangin dalam mimpi. Anaknya minta tolong. Warga yang kerasukan, katanya arwahnya bilang kedinginan karena belum diurusin," ungkap Beni.
Beni pun menampung laporan-laporan masyarakat itu, dan segera menindaklanjuti.
"Ada sekitar 20 orang anggota keluarga yang laporan ke kami dibawa ke dalam pabrik itu," imbuhnya.
Hal itu dilakukan untuk memastikan adanya jasad yang masih tertinggal di lokasi kejadian.
Warga bersikukuh, masih ada lagi jasad korban di dalam pabrik kembang api tersebut.
"Tadi juga sempat bongkar-bongkar puing, tapi tetap tidak ketemu. Sekarang warga sudah merasa tenang karena tidak ada jenazah lagi di dalam pabrik ini," papar Beni.
Tiga Tersangka
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan, pihaknya telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka terkait kebakaran pabrik petasan di kawasan Kosambi, Tangerang, PT Panca Buana Cahaya Sukses, yang menyebabkan puluhan orang tewas.
"Ditetapkan tersangka yakni pemilik pabrik itu sendiri, Indra Liono. Kedua, pengelola di pabrik itu yakni Andre Hartanto, dan tersangka terakhir seorang tukang las bernama Subarkah Ega Sanjaya," kata Argo di RS Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Sabtu (28/10/2017).
Dikatakannya, penyebab utama kebakaran dikarenakan salah seorang tersangka tengah mengelas atap gudang penyimpanan 4.000 kg berbagai jenis bahan petasan.
"Saat ini, kami masih memeriksa ketiganya ya. Tersangka ketiga ini memang sedang ngelas di atap gudang penyimpanan bahan petasan yang isinya 4.000 kilogram. Api muncul dari las dan terpercik apinya ke bahan petasan saat itu. Mereka terjerat Pasal 118 KUHP, 359 KUHP, 74 UU Ketenagakerjaan," jelasnya.
Awal Kejadian
Kebakaran pabrik petasan di kawasan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten pada Kamis (26/10) kemarin masih dalam penyelidikan pihak Kepolisian hingga saat ini.
Terlepas dari hal tersebut, Beben (59) selaku Kepala Desa Batu Layang, Cililin, Bandung Barat, Bandung menceritakan bahwa anak angkatnya, Darwin Pratama (20) mengetahui awal kejadian.
Darwin yang merupakan karyawan pabrik petasan yang selamat dalam kejadian itu katanya segera menelepon dirinya sesaat ledakan hebat terjadi.
Pabrik yang memproduksi ribuan jenis dan ukuran petasan itu diceritakan Darwin terbakar hebat, di mana di dalamnya terdapat Gunawan (17) putra dari Ano (57) tetangganya.
Terdengar panik kala itu, Darwin katanya berusaha memadamkan api bersama sejumlah petugas keamanan pabrik dengan cara menyiramkan air lewat selang air.
Tetapi api diungkapkan sang anak sangat cepat merambah, bermula dari bagian luar menuju gudang hingga area produksi petasan yang berada di area belakang komplek pabrik.
"Kejadiannya itu waktu anak saya keluar pabrik mau beli kopi, tiba-tiba meledak. Pas dilihat sudah nyambar ke pabrik apinya," ungkapnya ketika mendampingi Ano mendatangi posko Ante Mortem Rumah Sakit Polri Sukanto Kramat Jati, Jakarta Timur pada Jumat (27/10) pagi.
Ketika ditanyakan mengapa kebakaran terjadi, Darwin katanya mengingat jika pabrik petasan itu tengah melakukan perluasan area produksi.
Besar dugaan, kebakaran bermula dari percikan api pekerjaan pengelasan yang tengah dilakukan sejumlah pekerja, percikan tersebut mengenai bubuk mercon dan merambat ke gudang petasan.
"Jadi pabrik itu sedang ada pembangunan untuk perluasan lahan pabrik, waktu itu katanya ada salah satu tukang yang sedang mengelas dan percikan api kena bubuk mercon yang memang bahan petasan itu," ungkapnya.
Akan tetapi dirinya tidak mau berburuk sangka, sebab dugaan penyebab kebakaran itu berasal dari kesaksian sang anak, bukan hasil penyelidikan pihak Kepolisian.