Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Habis Dilepas dari Tahanan, Dokter Anwari Pukuli Ketua RT di Kantor Polisi

Anwari mengira Subagyo tengah menelepon polisi, ia lalu agresif berusaha merebut ponsel Subagyo.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Habis Dilepas dari Tahanan, Dokter Anwari Pukuli Ketua RT di Kantor Polisi
KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR
Anwari, dokter yang menganiaya petugas parkir Mal Gandaria City ketika dibawa ke Mapolrestro Jakarta Selatan, Senin (9/10/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua RT di Jalan Cempaka IV, Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Subagyo, menceritakan pengalamannya ditodong senapan angin oleh Anwari, dokter yang sebelum telah menjadi tersangka dalam kasus penganiaya terhadap petugas parkir Mal Gandaria City, Jakarta.

Peristiwa yang menimpa Subagyo itu terjadi pada Sabtu (28/10/2017) lalu.

Awalnya, ia menerima telepon dari seorang warganya yang bernama Adi yang bekerja di bengkel di Jalan Cempaka.

"Ada anak bengkel yang minta tolong, telepon saya. Nah setelah itu, saya larilah ke bengkel. Setelah di bengkel terjadilah itu si dokter dan anak bengkel (cekcok)," kata Subagyo ketika dihubungi, Rabu (1/11/2017).

Adi meminta tolong kepada Subagyo sebab ponselnya dirampas Anwari.

Subagyo sendiri kurang tahu apa yang menyebabkan keduanya berselisih.

Saat berusaha melerai, ponsel Subagyo bunyi dan ia mengangkat telepon.

Berita Rekomendasi

Anwari mengira Subagyo tengah menelepon polisi, ia lalu agresif berusaha merebut ponsel Subagyo.

"Anwari ngampirin saya, mau minta HP. Nah, saya nggak kasih. Dia balik ke mobil, keluarian senapan laras panjang," kata Subagyo.

Menurut Subagyo, Anwari marah-marah sambil menodongkan senapan itu ke mukanya.

Subayo tak gentar. Ia malah menantang agar Anwari menembak wajahnya.

Anwari akhirnya hanya menembak ke udara dua kali dan menembak seng atap bengkel.

Ia kemudian kembali ke mobilnya, meletakkan senapan. Setelah itu, ia berbalik ke Subagyo, berusaha merampas ponsel Subagyo.

Subagyo tetap bertahan, hingga ia ditempeleng, bajunya ditarik-tarik, dan didorong-dorong.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas