kekerasan Dengan Pelaku Anak di Bawah Umur, Marak di Lampung
Beberapa kasus diantaranya yakni jambret yang ditangkap oleh Polsek Tanjungkarang Barat pada Sabtu, 11 November 2017 lalu, dengan pelaku M Fikri Haiki
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Polda Lampung menyebutkan angka kriminalitas di Provinsi Lampung menurun selama kurun tiga bulan terakhir.
Namun penjambretan dan pencurian dengan kekerasan dengan pelaku anak di bawah umur masih marak.
Beberapa kasus diantaranya yakni jambret yang ditangkap oleh Polsek Tanjungkarang Barat pada Sabtu, 11 November 2017 lalu, dengan pelaku M Fikri Haiki, warga Taman Sari Gedongtataan, usai menjambret di Jalan Teuku Cik Ditiro, Kemiling, Bandar Lampung.
Lalu pelaku jambret IS (14), dan EA (16) di Jalan Laksamana Malahayati, Telukbetung, Kamis 9 Oktober 2017, sekitar pukul 12.30.
Baca: Buka Toko Kue di Solo, Via Vallen Turun Langsung Layani Pembeli
Kemudian Ri (15) dan D (15), yang dibekuk aparat Polres Metro, Rabu, 8 September 2017, dan dibawa ke Mapolda Lampung untuk di ekspos.
Kapolda Lampung Irjen Pol Suroso Hadi Siswoyo, memberikan atensi khsusus pada masalah tersebut.
Ia segera melakukan analisa terkait jambret yang dikeluhkan masyarakat. Pertama segera meminta jajaran untuk memetakan lokasi-lokasi mana yang rawan jambret, kemudian lokasi tersebut akan dipertebal pengawasannya.
"Kita cek dari lokasinya, mana saja yang rawan, saya segera perintahkan personil untuk hunting di lokasi tersebut, patroli diperketat, dan jangan sampai ada kejadian serupa.
Operasi zebra juga termasuk bentuk pencegahaan, karena semua kendaraan yang bodong pasti diamankan, serta yang bawa senjata tajam pasti diamankan, karena diperiksa secara mendetail," kata Suroso di depan awak media, Senin, 13 November 2017.
Baca: Tertangkapnya Mang Jangol Menjadi Kado Khusus HUT Korps Brimob
Selain itu peran Ditbinmas akan dikedepankan oleh Polda untuk memberikan arahan, yakni tindakan preventif dan prehentif kepada anak-anak dan remaja, serta melakukan penyuluhan secara seksama, dan mengajak anak-anak untuk mengisi kegiatan dengan hal-hal postif.
"Kita upayakan pendekatan dialogis ke anak-anak, baik yang komunitas atau yang nongkrong-nongkrong di jalan itu, kita kedepankan preventif dari Ditbinmas," ujarnya. (*)