Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua Panitia MTQ Sumut Ke-36 Ternyata Penganut Agama Katolik

Ia mengatakan hal ini sebuah kehormatan sekaligus menjaga rasa toleransi di Kabupaten Dairi.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ketua Panitia MTQ Sumut Ke-36 Ternyata Penganut Agama Katolik
Tribun Medan/Tommy
Ketua MTQ Ke-36 tingkat Provinsi Sumut yang juga Sekda Kabupaten Dairi, Sebastianus Tinambunan saat meninjau lokasi festival di Desa Bintang, Kabupaten Dairi, Selasa (21/11/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Medan/Tommy Simatupang

TRIBUNNEWS.COM, SIDIKALANG - Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) adalah festival pemuliaan kitab suci umat Islam (Alquran).

Biasanya ketua panitia festival MTQ seorang beragama Islam, namun kali ini berbeda di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.

Festival MTQ ke 36 tingkat Provinsi Sumut yang menghadirikan 33 kabupaten/kota dipimpin oleh seorang umat beragama Katolik.

Namanya, Sebastian Tinambunan yang juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Dairi.

Saat www.Tribun-Medan.com menjumpainya, Sebastian tampak sibuk meninjau persiapan Festival. Ia tampak memerhatikan kondisi masjid, tenda, pengadaan listrik, kebersihan, dan pendukung lainnya.

Di sampingnya juga tampak tokoh-tokoh agama Islam Kabupaten Dairi.

Berita Rekomendasi

Saat disinggung tentang pengangkatannya sebagai Ketua MTQ, Sebastian mengaku terharu.

Ia mengatakan hal ini sebuah kehormatan sekaligus menjaga rasa toleransi di Kabupaten Dairi.

Ia menceritakan ketika ditunjuk sebagai ketua, Sebastian tidak menolak. Ia hanya meminta kepada setiap tokoh islam untuk membantu kesuksesan acara.

 "Ini sebuah kehormatan buat saya, mereka bilang ke saya, bahwa mereka mau membantu saya semakin yakin. Ini kepercayaan luar biasa bagi saya. Sebuah ciri yang menujukkan daerah yang sangat toleran," ujarnya di lokasi Festival MTQ Desa Bintang, Selasa (21/11/2017).

Saat disinggung apakah sudah memiliki pengetahuan tentang rangkaian MTQ, Sebastian tampak tertawa. Ia mengaku sering telat tidur untuk mencari tahu sejarah festival tersebut.

"Saya tiga hari telat tidur, saya mendengar teman-teman, baca artikel di internet. Tapi, saya betul-betul minta tolong kepada teman-teman untuk dibantu," ungkapnya sembari tertawa kecil.

Sebastian seorang penganut agama Katolik. Dia juga merupakan mantan aktivisi dan alumni Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Santo Bonaventura Cabang Medan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas