Hati-hati Parkir di Bandara Soekarno-Hatta, Kehilangan Tiket Parkir Dendanya Ratusan Ribu Rupiah
"Kalau tiket parkir hilang itu dendanya Rp. 200.000 untuk pengemudi mobil dan Rp. 100.000 bagi pengendara sepeda motor."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Jagat media sosial tengah ramai menggunjingkan tarif parkir di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Salah satu topik yang ramai diperbincangkan ialah jika pengguna jasa Bandara Soetta tidak dapat menunjukan tiket parkirnya, karena harus bersiap terkena denda yang mencekik.
"Kalau tiket parkir hilang itu dendanya Rp. 200.000 untuk pengemudi mobil dan Rp. 100.000 bagi pengendara sepeda motor," ujar Branch Communication Bandara Soekarno Hatta, Dewandono Prasetyo kepada Warta Kota, Selasa (19/12/2017).
Menurutnya, hal itu juga sudah terpampang di balik tiket parkir yang diberikan kepada pengguna jasa Bandara. Karena itu ia mengimbau para pengendara agar lebih berhati-hati.
"Kalau hilang, pengguna jasa bandara bisa diantar untuk ke bagian IT pengelolaan parkir. Dilihat dari CCTV keberadaan tiketnya. Tapi kalau tidak ketemu juga, terpaksa memang harus dikenai sanksi," ucapnya.
Baca: Cerita Ibu Korban yang Anaknya Dibawa Kabur Penculik Berkaca Mata di ITC Kuningan
Masalah ini juga sempat dialami pengguna jasa Bandara Soetta yang tidak bisa menunjukan karcis parkir. Ia bahkan sempat mengambil tiket tersebut di mesin yang sudah disediakan, namun tak kunjung keluar dan palang mesin terbuka.
Hanya saja ketika keluar dari Terminal 1 Bandara Soetta, sang pengdara tidak dapat menunjukan tiket parkirnya dan harus membayar total Rp. 213.000. Rinciannnya tarif Rp. 13.000 dan denda Rp. 200.000.
Insiden tersebut sempat menjadi viral di media sosial. "Jika karcis tidak kunjung ke luar, bisa tekan tombol bantuan atau tanya ke petugas yang ada di sekitar," kata Pras.
"Untuk menghindari hal serupa, kami akan melakukan perbaikan mesin yang rusak. Dalam hal ini kami juga bakal meninjau proses sarana dan prasarana serta besaran denda terkait sistem parkirdi Bandara Soetta," paparnya.
Penulis: Andika Panduwinata