Antisipasi Lonjakan Penumpang di Bandara Soetta, Ini Saran Seknas Jokowi
Jelang libur Hari Raya Natal dan Tahun 2018, lonjakan penumpang diprediksi terjadi di Bandara Soekarno-Hatta
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jelang libur Hari Raya Natal dan Tahun 2018, lonjakan penumpang diprediksi terjadi di Bandara Soekarno-Hatta. Sebagai upaya mengantisipasi lonjakan penumpang perlu ada perubahan sistem teknologi di bandara internasional tersebut.
Saat ini, diterapkan Sistem Chronos. Sistem Chronos adalah sistem aplikasi real slot yang dibuat Perum Lembaga Penyelenggaran Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia. Sistem terkoneksi dengan sistem Flight Approval (izin rute) milik Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
Namun, sistem tersebut dinilai memiliki kekurangan, karena tidak relevan dengan perkembangan penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta. Untuk itu perlu ada pergantian dari Sistem Chronos ke sistem Air Traffic Flow Management (AFTM).
“Model Chronos sudah tidak kompatibel dengan padatnya penerbangan sipil. Untuk itu dengan model api FM bisa menampung 100 penerbangan dalam satu jam," tutur Ketua Bidang Transportasi dan Energi Seknas Jokowi, Tumpak Sitorus, Minggu (24/12/2017).
Dia mengkhawatirkan terjadi kekacauan di Bandara Internastional Soekarno Hatta apabila tidak terjadi pergantian sistem. Sebab, sistem Chronos membuat seluruh maskapai memiliki akses mengajukan slot, mengubah slot hingga membatalkan slot.
"Saya khawatir pada pekan liburan akhir tahun ini akan semakin banyak kekacauan. Chronos sudah tidak relevan," ujarnya.
Dibantah
Dihubungi terpisah, Yohanes Sirait, Manager Hubungan Masyarakat AirNav Indonesia, mengatakan Air Traffic Flow Management (AFTM) pengertian sederhananya adalah upaya manajemen mengatur alur (flow) air traffic agar tidak melebihi kapasitas sistem sehingga penundaan di udara (air delay) maupun penundaan di darat (ground delay) tidak melebihi dari toleransi delay yang diterima.
"Nah pengaturan ini dimulai dari bandara keberangkatan sampai bandara tujuan. Untuk mencegah delay di darat, kita membuat sistem aplikasi real slot berbasis web yang dinamai Chronos," katanya.
Menurut Yohanes, Chronos justru membuat pengaturan slot transparan, karena setiap maskapai bisa melihat langsung slot yang ada. Semua terbuka, setiap maskapai secara bersamaan bisa melihat dan mengakses pada tampilan yang sama sehingga jika ada yang mencoba main-main akan terlihat oleh lainnya.
Ini merupakan komitmen AirNav untuk transparan dalam pengaturan Slot dan meningkatkan layanan kepada seluruh pengguna jasa.
"Chronos kami luncurkan tahun 2015 dan terus diperbarui dengan masukan dari teman-teman maskapai. AirNav di usianya yang baru 5 tahun ini terus meningkatkan penerapan ATFM ini dengan bekerjasama dengan seluruh stakeholder terkait."
"Kami berterima kasih kalau banyak orang yang juga peduli dan memperhatikan kami. Tapi kalau ada oknum yang mengaku kuatir lalu mencurigai dan menuduh dengan praduga-praduga yang tidak berdasar, ini justru tidak baik bagi dunia penerbangan nasional yang baru saja mendapat pengakuan internasional atas peningkatan signifikan pada aspek keselamatan," tegasnya.
Sebagaimana kita ketahui bersama, Indonesia baru saja meraih nilai keselamatan di atas rata-rata dunia pada audit keselamatan USOAP (Universal Safety Oversight Audit Programme) yang dilakukan oleh ICAO (International Civil Aviation Organization).
Dari hasil audit tersebut nilai keselamatan Indonesia mencapai 81,15 persen, melampaui nilai rata-rata pemenuhan standar keselamatan penerbangan dunia yang berada pada batas 64,71 persen.
Dari delapan aspek yang dinilai, aspek navigasi penerbangan (Air Navigation Services/ANS) menjadi salah satu yang memberikan dampak signifikan bagi peningkatan keselamatan penerbangan. ANS mendapatkan nilai 86 persen pada tahun ini, meningkat signifikan dibandingkan tahun 2016 yakni 56 persen.
Nilai ini jauh melampaui nilai rata-rata negara-negara di Asia Pasifik yang memiliki nilai 59,56 persen, ASEAN 64 persen bahkan dunia 65 persen.
"Kita harus bersyukur atas pencapaian di era Pak Jokowi ini. Jangan selalu merasa negara kita lebih buruk, kita harus mengubah pola ini. Jangan sampai karena praduga yang tidak benar, justru akan berdampak buruk bagi penerbangan kita karena orang kuatir, padahal Pemerintah telah dan terus berupaya. Apalagi bagi kami, Safety itu yang paling utama," tutur Yohanes.