Bamsoet Minta Polisi dan Kemendikbud Tegas Soroti Penganiayaan Guru di Madura
Ia mengaku DPR akan meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan berujung kematian itu.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyoroti tewasnya seorang guru honorer akibat penganiayaan yang dilakukan oleh seorang siswa di Sampang, Madura, beberapa hari lalu.
Ia mengaku DPR akan meminta aparat kepolisian untuk mengusut tuntas kasus penganiayaan berujung kematian itu.
Walaupun tindakan kriminal itu dilakukan oleh anak di bawah umur.
"Meminta aparat keamanan untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut dan menindak tegas pihak yang terlibat," ujar Bamsoet, Senin (5/2/2018).
Selain itu, mantan Ketua Komisi III tersebut juga akan meminta kementerian terkait, yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk membentuk tim penanganan mengacu pada kasus itu.
Secara tegas ia meminta agar Kemendikbud mendorong tiap sekolah untuk membentuk tim khusus yang bertugas melakukan pencegahan serta penanggulangan terhdap kekerasan yang terjadi di lingkungan sekolah.
Baca: Pansus Angket Cabut Rekomendasi Pembentukan Dewan Pengawas KPK
Meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendorong sekolah-sekolah untuk membentuk tim pencegahan dan penanggulangan kekerasan," tegas Bamsoet.
Permintaan tersebut ia sampaikan karena menurutnya sesuai dengan Peraturan Mendikbud Nomor 82 Tahun 2015.
"Sesuai dengan Permendikbud No 82/2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan," kata Bamsoet.
Sebelumnya, Ahmad Budi Cahyono, seorang guru honorer yang mengajar mata pelajaran kesenian di SMAN 1 Torju, Kabupaten Sampang, Madura, tewas setelah dianiaya oleh muridnya, pada Kamis (1/2/2018).
Dalam laporan polisi, terungkap bahwa penganiayaan tersebur terjadi sekira pukul 13.00 WIB, atau saat sesi jam pelajaran terakhir.
Guru yag akrab disapa Budi itu, saat kejadian, tengah mengajar mata pelajaran Seni Rupa di kelas IX dengan fokus seni lukis.
Ketika mengajar itulah, siswa berinisial MH tidak mendengarkan materi yang disampaikan Budi.