Dua Hari Terakhir Nia Masak Nasi Selalu Basi, Ternyata Keponakannya Jadi Korban Crane Roboh
Nia terus menitikkan air mata setelah melihat satu dari empat jenazah di RS Polri Jakarta Timur merupakan keponakannya, Deni Prasetyo (25).
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nia (42) terus menitikkan air mata setelah melihat satu dari empat jenazah di RS Polri Jakarta Timur pada Minggu (4/2/2018) sore, merupakan keponakannya, Deni Prasetyo (25).
Dia adalah satu dari empat pekerja yang tewas dalam kecelakaan patahnya crane proyek rel ganda atau double track kereta api di Matraman, Jatinegara, Jaktim, pada Minggu pagi.
Nia mengaku mendapat firasat kurang baik sebelum keponakannya itu tewas akibat tertimpa patahan alat berat crane di tempat kerjanya.
Ia menceritakan, nasi hasil masakannya dengan penanak nasi listrik atau rice cooker selalu basi selama dua hari terakhir sebelum kejadian naas menimpa Deni. Padahal, nasi tersebut belum lama masak.
"Saya udah dua hari masak nasi basi terus. Padahal masak abis magrib, Isya udah basi. Bau, bau semua. Nggak bisa dimakan. Serius," kata Nia saat ditemui di RS Polri, Kramat Jati.

Baca: Kronologis Meninggalnya Pria dan Wanita dalam Mobil di Kawasan Kawah Sikidang Dieng
Nia penasaran. Ia kembali memasak nasi dengan menggunakan penanak nasi tradisional dan alat kukus. Lagi, nasi hasil masakannya basi.
"Heran juga saya. Padahal saya masak dengan beras bagus, harga Rp 14 ribuan," ujarnya.
Nia terus menitikkan air mata saat menceritakan tentang sosok Deni semasa hidup. Menurutnya, Deni merupakan anak yang baik dan terbilang pendiam.
"Terakhir ketemu dua bulan yang lalu, waktu kondangan saudara juga. Memang anaknya diam, jarang main. Dan keluarga besar tidak tahu kalau dia ternyata kerja konstruksi seperti itu. Kami tahunya dia kerja di rumah sakit," kata Nia.
Rencananya, Nia dan keluarganya akan membawa jenazah Deni untuk dimakamkan di kampungnya di Purwerojo, Jawa Tengah.

Santuan BPJS Rp 123 Juta
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Krishna Syarif mengatakan ahli waris dari keempat orang pekerja tersebut akan mendapat santunan kematian masing-masing sebesar Rp 123 juta.
"Khususnya untuk empat yang meninggal itu mendapatkan santunan macam-macam. Santunan kematian sebesar 48 kali upah dengan total manfaat kepada setiap pekerja sebesar Rp 123 juta. Itu dengan dasar upah hariannya adalah Rp 80 ribu per hari," kata Khrisna usai mendatangi para korban tewas di RS Polri, Kramat Jati.
Baca: Ketika Istri Zumi Zola Galau: Maaf Keluarga Kami Sudah Kaya dari Kakek Kami