Mitos di Tanjakan Emen, Pengendara Lempar Rokok saat Lewat Lokasi Kecelakaan
Tanjakan Emen yang berada di jalur Subang menuju Bandung dikenal memiliki mitos lokal yang berkaitan dengan hal mistis.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, SUBANG - Tanjakan Emen yang berada di jalur Subang menuju Bandung dikenal memiliki mitos lokal yang berkaitan dengan hal mistis.
Mitos mistis tersebut kerap dikait-kaitkan dengan rentetan kecelakaan yang terjadi di jalur tersebut.
Jika dari arah Subang disebut tanjakan Emen, dari Bandung disebut turunan Emen.
Terakhir, 27 penumpang bus meninggal di turunan Emen, rombongan Koperasi Permata Ciputat Tangerang Selatan. Emen sendiri merujuk pada sosok di masa lalu yang meninggal di kawasan itu.
Baca: Airin Rachmi Diany Larut dalam Kepedihan saat Bertemu Keluarga Korban Kecelakaan Tanjakan Emen
Mitos mistis itu kemudian melahirkan tradisi. Warga melintas membuang rokok di sepanjang jalan turunan atau tanjakan Emen. Tradisi itu kata Dedi (45) warga Kampung Cicenang, Desa Ciater, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang sudah dilakukan sejak puluhan tahun lalu.
"Sudah dari dulu tradisi itu mah," ujarnya.
Persis di lokasi kejadian tabrakan, Tribun Jabar melihat langsung seorang perempuan dibonceng di sepeda motor yang melemparkan sebatang rokok. Saat itu, Tribun Jabar sempat saling memandang dengan perempuan tersebut.
Baca: Anak Korban Kecelakaan Tanjakan Emen: Saya Cuma Mau Lihat Mama
Setelah dibuang, bibir perempuan tersebut tampak membaca sesuatu kemudian berlalu.
Saat dicek, rokok yang dibuangnya berupa rokok putih.
Tribun Jabar menyusuri pinggiran lokasi kejadian. Tampak sejumlah rokok baru bertebaran. Sedikitnya ada lima hingga tujuh batang rokok baru atau tidak ada bekas dibakar.
Dedi mengatakan, tradisi membuang rokok yang konon katanya untuk buang sial itu masih dilakukan hingga saat ini.
"Di sepanjang turunan saja dari Tangkuban Perahu sampai Kampung Aster. Kadang kalau rokoknya masih bagus kami ambil, kalau dikumpulkan bisa dapat satu bungkus," ujar Dedi.
Hingga saat ini, olah tempat kejadian perkara (TKP) masih dilakukan anggota dari Polres Subang, Polda Jabar dan Korlantas Mabes Polri.
Untuk kepentingan olah TKP, polisi membuka tutup jalur lokasi kejadian. Kakorlantas Mabes Polri Irjen Pol Royke Lumewa turut membantu proses olah TKP.