Kabar Terbaru Bayi 11 Bulan yang Videonya Viral Tergeletak Lemas di Lantai Minimarket
Peristiwa tersebut viral setelah seseorang mengunggah video tersebut ke akun instagramnya pada Selasa, 13 Februari 2018) lalu.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih ingat Suling? Seorang bapak yang membiarkan anaknya yang baru berusia 11 bulan tergeletak lemas di minimarket Sabang, Menteng, Jakarta Pusat.
Peristiwa tersebut viral setelah seseorang mengunggah video tersebut ke akun instagramnya pada Selasa, 13 Februari 2018) lalu.
Kini Ucok bayi berumur 11 bulan itu telah mendapatkan perawatan di Panti Sosial Perlindungan Bhakti Kasih milik Dinas Sosial DKI Jakarta.
"Pertama datang ke panti kondisi bayi masih sangat lemas, ia bahkan sempat tidak mau menerima asupan makanan yang diberikan petugas," ujar Tsabitatul Izza Pekerja Sosial di Panti Sosial Perlindungan Bhakti Kasih saat dihubungi, Kamis (1/3/2018).
Ia juga mengatakan, petugas di panti segera melakukan pelayanan kesehatan untuk bayi itu di Puskesmas Kemayoran.
Dokter memberikan asupan nutrisi seperti susu yang dibutuhkan bayi tersebut.
"Sekarang bayinya sudah dalam kondisi lebih baik. Berat badannya sudah bertambah dan mulai bagus tumbuh kembangnya," ungkap Tsabita.
Baca: Mobilnya Diamuk Ojek Online, Pengemudi Nissan X-Trail Shock Berat
Baca: KTB Hari Ini Kenalkan 4 Varian Sekaligus Truk Anyar Fuso Fighter di GIICOMVEC 2017
Berat badan bayi sudah naik dan dalam kondisi normal. Hampir naik satu kilogram dalam kurun waktu satu minggu. Ia bahkan sudah bisa merespon sapaan petugas dan gembira dengan orang yang berkomunikasi dengannya.
Kondisi itu sangat berbeda dengan kondisi awal bayi itu datang. Ia hanya lemas dan tidur karena efek obat yang belum hilang.
"Saat ini panti tidak hanya memberikan fokus terhadap bayinya. Namun ada juga ibu dan kedua kakak kandung bayi itu dengan usia sekolah yang nampaknya ikut tereksploitasi oleh orangtuanya," kata Tsabita.
Kedua orang tuanya pun telah mendapatkan konseling berupa pemberian pemahaman terhadap peran keluarga yang sempat disalahartikan.
Pihaknya ingin anak-anaknya tidak menjadi korban dan bisa mendapatkan hak-hak anak.
"Selama ini yang mereka pahami anak harus cari uang bantu orang tua tanpa peduli terhadap hak-hak anak yang sudah diatur oleh negara," kata Tsabita.