Video Anggota TNI Sisir Lahan di Depok Mencari Amunisi Milik Veteran Perang Kemerdekaan
Berdasarkan laporan keluarga veteran Pejuang Kemerdekaan, sejumlah anggota TNI AD dari Jihandak Denzipur III mengangkat sejumlah senjata dan amunisi
Editor: Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUN-VIDEO.COM - Berdasarkan laporan keluarga dari Almarhum Nipan Syahrul yang merupakan veteran Pejuang Kemerdekaan RI, sejumlah anggota TNI AD dari Jihandak Denzipur III mengangkat sejumlah senjata dan amunisi, Jumat (6/4/2018) sore.
Senjata dan amunisi tersebut tertanam di lahan di bawah pohon bambu di Jalan H Maat, Gang Mushola Insan Kamil, RT 4/2, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Depok.
Dari lahan kosong itu, sampai Jumat pukul 16.00 WIB, petugas baru berhasil menemukan satu pistol mitraliur beserta 3 magazine kosong tanpa peluru.
Sementara dari laporan Komarudin (60) menantu Nipan dan Amir Syahril (48) anak Nipan, di lahan kosong itu Nipan menanam 3 senjata pistol mitraliur beserta magazinenya, 3 granat dan 3 pak amunisi berupa peluru.
"Jadi yang baru ditemukan tadi adalah satu pistol mitraliur beserta tiga magazine kosong tanpa peluru. Saat ini anggota masih terus melakukan pencarian di lahan kosong," kata Dandim 0508/Depok Letkol Inf Iskandarmanto, di lokasi temuan senjata, Jumat (6/4/2018) sore.
Baca: Kartu Indonesia Sehat Tidak Berguna Bagi Korban Bom Bali, Chusnul Khotimah
Baca: KPK Tunggu Vonis Setnov Untuk Tentukan Pemeriksaan Puan Maharani dan Pramono Anung
Komarudin, menantu Nipan, mengatakan lahan kosong yang selama ini ditanami pohon bambu rencananya akan ditanami pohon lain yang lebih bermanfaat.
"Karena lahan akan kami garap, kami teringat pesan engkong Nipan, bahwa di lahan di sana itu beliau pernah menanam senjata dan amunisi bekas perang," kata Komarudin.
Karenanya kata Komarudin ia melaporkan hal itu ke Babinsa Kelurahan Curug, Serka Wardani. "Kebetulan saya bekerja di kelurahan Curug, makanya saya laporkan dan minta tolong ke Babinsa Curug Wardani," katanya.
Menurut Komarudin, mertuanya menanam senjata dan amunisi itu antara tahun 1965 sampai 1970.
"Kata beliau, ditanamnya setelah Gestapu antara 1965 sampai 1970. Jadi sudah sekitar 50 tahun senjata dan amunisi itu tertanam," katanya.