Diduga Dihipnotis Orang Tak Dikenal, Ibu Rumah Tangga di Pasar Rebo Ini Kemalingan Rp 20 Juta
Saya lalu ke kulkas ambil Coca Cola botol, lalu saya tuangkan ke dalam dua gelas. Kemudian saya antar dua gelas minuman itu ke si sales," katanya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Agnes (64) diduga menjadi korban hipnotis oleh orang tak dikenal di rumahnya di wilayah Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu lalu.
Akibat misubah itu, Agnes kehilangan uang sekitar Rp 20 juta yang merupakan milik koperasi.
Peristiwa itu terjadi saat Agnes seorang diri di rumah.
Sementara anak dan suaminya sedang bekerja.
"Sekitar pukul 15.00 WIB, saya mendengar bunyi lonceng di pagar. Tapi saya tidak menghiraukan karena anjing tidak menggonggong. Beberapa saat kemudian, saya mendengar ada suara orang bercakap-cakap di halaman rumah. Saya kemudian keluar rumah untuk mengecek, ada siapa," kata Agnes saat dikonfirmasi, Kamis (19/4/2018).
Baca: Waspadai Hipnotis dengan Modus Ajak Keliling Naik Angkot
Saat keluar dari rumah Agnes saya seorang perempuan berkerudung dan satu laki-laki berkemeja batik yang sudah masuk di halaman, sekitar satu meter dari pagar rumah.
Mereka memperkenalkan diri sebagai sales pembersih sofa.
"Seingat saya, si perempuan bilang, "selamat siang, Tan. Kita mau peragaan pembersih sofa. Entah kenapa, saya mempersilakan mereka masuk. Padahal selama ini saya pasti selalu menolak apabila ada orang asing ingin masuk rumah. Bahkan, saya sempat bersalaman dengan mereka," kata Agnes.
Agnes pun heran karena anjing di rumahnya sama sekali tidak bersuara ketika orang asing datang. Agnes mengaku tanpa curiga membiarkan dua orang itu masuk
"Setelah duduk di ruang tamu, si perempuan bilang, "ada Aqua enggak Bu?" Saya jawab, "enggak ada. Tapi saya adanya Coca Cola."
Saya lalu ke kulkas ambil Coca Cola botol, lalu saya tuangkan ke dalam dua gelas. Kemudian saya antar dua gelas minuman itu ke si sales," katanya.
Setelah itu, dua orang tersebut sempat memperagakan peralatan mereka. Hanya sekitar 3 sampai 4 menit.
Saat itu, Agnes secara halus menolak membeli peralatan tersebut karena sedang tidak membutuhkannya.