Masjid Al Anshor, kini 'Tersembunyi' di Ibu Kota
Tak banyak masyarakat yang sadar keberadaan masjid ini. Masjid Al Anshor, salah satu tertua di DKI Jakarta
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Tak banyak masyarakat yang sadar keberadaan masjid ini. Masjid Al Anshor, salah satu tertua di DKI Jakarta. Terletak di sebuah gang kecil, Jalan Pengukiran II, RT 006/04, Kelurahan Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, keberadaannya kini seakan 'tersembunyi' dibalik padatnya rumah-rumah warga.
Masjid ini bahkan umurnya lebih tua dari DKI Jakarta, didirikan pada pertengahan abad ke-17 sekitar tahun 1648, lahir sebelum Jakarta bernama Batavia. "Ini sudah paling tertua di DKI, usianya sudah 350 tahun," kata Wakil Pengurus Masjid Al Anshor, Iskandar, di Pekojan, Jakarta Barat saat ditemui, Kamis (24/5/2018).
Didirikan diatas tanah wakaf dari warga negara India, dengan luas tanah 1703 m2. Masjid ini nampak sederhana. Dahulu kawasan ini merupakan wilayah makam yang ditumbuhi ilalang tinggi pada zaman nya.
"Disini memang tanah punya orang India, di wakafkan. Awalnya nggak ada yang tahu, karena alangnya tinggi-tinggi zaman dulu, banyak makam diwilayah sini," paparnya.
Menurut penuturan dari Iskandar, kawasan Masjid dahulu merupakan jalur perdagangan dan banyak warga India yang berniaga, dan beristirahat disana. "Disini orang India dari negerinya berniaga kemari, usaha disini, jadi dia istirahatnya disini," terangnya lagi.
Interior Masjid
Masuk ke dalam masjid, empat pilar penyangga masjid yang dahulu dari kayu, kini marmer kokoh yang menggantinya. Tidak banyak peninggalan yang tersisa dari bahan bangunan yang masih asli. Semua telah di ganti karena banyak yang termakan usia. Hanya tersisa balok kayu horizontal di langit-langit yang menjadi saksi bisu.
"Peninggalannya udah susah, sisanya tinggal itu aja, galar (menunjuk kayu di langit-langit). Semuanya udah rapuh, sudah direhab," ujar pria merangkap Imam Masjid itu.
Ada beberapa makam di dalam kawasan masjid, tapi tidak tercantum siapa yang dimakamkan.Iskandar hanya mengetahui bahwa makam tersebut merupakan makam warga India, "Ada makam disitu, itu ngga tertera makam siapa namanya, cuman itu makam orang india," ia memastikan.
Dahulu, ceritanya lagi, masjid ini berdiri ditanah terendah, 1,5 meter lebih rendah dari bangunan di sekitarnya. Ketika kali didekat masjid pasang, berimbas ke masjid itu.
Atas dasar inisiatif warga, dilakukan pengerukan menanggulangi musibah tersebut hingga berfungsi normal sampai saat ini.
"Pernah tiga minggu kerendem tidak bisa dipakai, karena tanahnya paling rendah. Inisatif warga buat ngeruk tanah," papar Iskandar yang telah menjadi pengurus Masjid selama 6 tahun itu.
Masjid Al Anshor masuk dalam Cagar Budaya yang dilindungi oleh Undang-Undang dibawah pengawasan dari Dinas Musium dan Sejarah DKI Jakarta.
Ditetapkan melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur No.Cb.11/1/12/72, tanggal 10 Januari 1972 (Lembaran Daerah no.60/1972). Begitulah keterangan yang tercantum di papan himbauan berwarna putih yang tampak sudah mengalami korosi.
Saat itu, Pemerintah DKI melalui Dinas Musium merenovasi masjid ini 10 tahun sekali. Setelah tiga kali ditangani oleh Pemprov DKI, hingga saat ini swadaya dan gotong royong warga yang melestarikan bangunan bersejarah ini.