Laporan wartawan tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Ruang tunggu Stasiun Pasar Senen tampak ramai oleh para pemudik dari segala macam umur. Ruang bercat putih dan ber-AC tersebut menjadi favorit bagi para pemudik yang tengah menunggu kereta keberangkatan.

Dari sekian banyak orang yang ada di ruang tunggu, sekelompok lansia berpakaian ungu bertuliskan Retreat Panutan menyita perhatian. "Panutan itu artinya Panjang Umur Di Tangan Tuhan," kata David, salah satu dari sekelompok lansia tersebut.

David merupakan seorang pendeta gereja di Pekalongan. Dia bersama istri dan juga kawan pendeta yang lain pada Jumat (25/5/2018) kemarin, diundang dalam sebuah acara di hotel di daerah Kalimalang, Jakarta Timur.

Dia mengatakan, sebagai seorang pendeta, dirinya sangat menghargai kebergaman. Menurutnya, momen mudik seperti ini juga berlaku bagi seluruh umat manusia, tidak hanya yang beragama Islam saja.

"Di tempat saya, saat puasa begini sering diadakan buka bersama. Konsepnya beda. Jika kebanyakan itu kan memberi takjil yaa, nah kalau kami akan ajak mereka buka puasa di restoran, nanti kami yang bayar," kata David.

Saat ditanya bagaimana rasanya pulang kampung di momen jelang mudik Lebaran, David hanya tersenyum."Kalau saya sendiri sebenarnya enggak mudik. Saya orang sini. Kebetulan dulu ditugaskan di Pekalongan dan menetap di sana," katanya

Dikatakan oleh David, itulah mengapa teman-temannya heran. Jika momen jelang Lebaran ini orang di ibu kota pada mudik, David justru sebaliknya. "Saya ini kalau pas mau lebaran istilahnya hilir. Yang lain mudik, saya hilir," pungkasnya sambil mengumbar senyum.