Jelang Lebaran, Omzet Pedagang Ayam Kampung Justru Anjlok
Mereka mengeluh karena banyaknya orang yang banting stir menjadi penjual ayam saat menjelang lebaran.
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Wartakota, Anggie Lianda Putri
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pedagang ayam kampung di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur mengaku lebih senang berdagang di hari biasa.
Mereka mengeluh karena banyaknya orang yang banting stir menjadi penjual ayam saat menjelang lebaran.
Salah satunya Gunjil (24), mengatakan omzet penjualannya menurun akibat banyaknya saingan yaitu pedagang musiman.
"Omzet kita justru menurun kalau mau lebaran gini, soalnya yang biasa dagang buah terjun jualan ayam karena lagi ramai. Bisa dibilang banyakan yang jualan daripada yang beli," ujar Gunjil kepada Warta Kota, Senin (4/6/2018).
Selain itu, Gujil juga mengatakan pasokan ayam dari Sukabumi sedang sulit, sehingga membuat harga melonjak.
"Harga memang naik dari Kampung, jadi disana yang netapin bukan kita yang ngada-ngadain. Barang juga lagi susah makanya harga naik," katanya.
Biasanya ia mampu menjual hingga 100 ekor ayam kampung dalam sehari, kini hanya mampu terjual sekitar 40 ekor saja.
Saat bulan Ramadan ini kenaikan harga ayam kampung mulai Rp 10.000 hingga Rp 30.000 per ekor tergantung jenis, berikut harganya:
Ayam kampung kecil semula Rp 35.000 kini Rp 50.000 per ekor. Ayam kampung betina semula Rp 60.000 kini Rp 80.000 per ekor.Ayam kampung jago semula Rp 90.000 kini Rp 100.000 per ekor. Ayam kampung jago tanggung semula Rp 100.000 kini Rp 130.000 per ekor. Ayam kampung jago besar semula Rp 120.000 kini Rp 150.000 per ekor.
"Harganya seperti sekarang saja syukur-syukur masih ada yang mau beli, itu biasanya yang udah langganan aja, kalau yang nawar memang banyak, bahkan ayam jago besar ditawar Rp 70.000 padahal modal saja lebih besar," katanya.
Ia pun masih belum mengetahui apakah ingin memasok ayam kampung untuk puncak lebaran nanti.
"Puncaknya pagi H-1 lebaran, tapi kurang tau juga mau masok apa enggak kalau lihat keadaan begini. Barang juga lagi susah kan dari kampungnya, jadi harganya mahal, kalau tahun lalu H-2 dan H-1 bisa jual sampe 300 ekor, enggak tau kalau sekarang," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.