Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Meski Tergerus Zaman, Kampung Sawah Tetap Kampung Kebhinekaan

Suasana desa makin kental terasa. Disana masih banyak ditemui pohon-pohon besar yang rindang bahkan empang.

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Meski Tergerus Zaman, Kampung Sawah Tetap Kampung Kebhinekaan
Tribunnews.com/Theresia Felisiani
KH Rahmaddin Afif (73), tokoh masyarakat di Kampung Sawah, Bekasi, Jawa Barat. 

TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Kampung Sawah menawarkan kesejukan bagi siapapun yang bertandang.

Suasana desa makin kental terasa. Disana masih banyak ditemui pohon-pohon besar yang rindang bahkan empang.

Hanya memang sesuai namanya, kampung sawah. Sejauh mata memandang, tidak ada lagi sawah di pinggir jalan raya Kampung Sawah.

Hamparan sawah yang dulu luas kini berganti menjadi kompleks-kompleks perumahan hingga sentral ekonomi berupa unit-unit usaha.

Selain keasrian lingkungan, Kampung Sawah juga tersohor sebagai kampung percontohan kerukunan umat beragama.

Julukan-julukan seperti kampung toleransi dan kampung Kebhinekaan rasanya memang layak disematkan.

Bagaimana tidak, di kampung ini berdiri gereja tua yakni Gereja Katolik Santo Servatius dan Gereja Kristen Pasundan.

Berita Rekomendasi

Bardampingan, ada pula masjid Agung Al Jauhar Yasfi, yayasan pesantren, sekolah katolik Strada, panti asuhan Ursulin hingga kompleks makam katolik yang bersanding dengan makam muslim.

Warga disana juga biasa mendengar ‎suara adzan, lonceng gereja hingga pengajian yang volumenya benar-benar diatur agar tidak saling menganggu.

Umat katolik dan jemaat kristen ke gereja menggunakan peci dan kerudung juga hal yang biasa, bagian dari kebudayaan Betawi.

Ya, Kampung Sawah memang kampung betawi yang agama warganya beraneka ragam namun tetap hidup rukun satu sama lain.

‎Tokoh masyarakat di Kampung Sawah, ‎KH Rahmaddin Afif (73) punya harapan khusus bagi kampung kelahirannya.


"Harapan saya, tetap pertahankan yang baik jadi kampung toleransi dan Kebhinekaan. Jaga terus kerukunan. Masyarakat harus maju jangan ada celah untuk kenakalan remaja, radikalisme dan lainnya," kata Rahmaddin saat ditemui di rumahnya, Jumat (15/6/2018) di Kampung Sawah, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Baca: Warna Kebhinnekaan di Kampung Sawah, Bekasi

Di tengah keberagamannya, lantas apa yang menjadi kunci kerukunan di Kampung Sawah? Menurut Rahmaddin, kuncinya sangatlah sederhana yakni kekerabatan dan hidup rukun yang terus terjaga satu sama lain.

"Disini meski beda agama kami tetap satu keluarga jadi selalu akrab. Itu semua karena tali persaudaraan yang terus dijaga. Keponakan saya ada yang jadi tokoh kristen disini. Adik ibu saya sekarang jadi tokoh tertua katolik di Kampung Sawah, usianya 90tahun," terang Rahmaddin.

Hal lain yang juga membuat warga Kampung Sawah guyup meski dalam satu keluarga ada beberapa agama ialah letak desa mereka yang dahulu kala sangat terpencil.

Alhasil satu sama lain harus saling membantu apabila ada saudara yang dirundung kesulitan. Situasi inilah yang membuat kerukunan tercipta hingga mendarah daging.

Di era zaman yang kian modern, Rahmaddin tidak memungkiri ada pergeseran atau perubahan di Kampung Sawah. Meski begitu, Rahmaddin percaya era modernisasi tidak akan melunturkan semangat kerukunan di kampungnya.

"Dulu setiap malam takbiran ada pawai obor, pukul-pukul bedug, ada mainan petasan tradisional. Kalau sekarang sudah jarang. Dulu masyarakatnya masih naik sepeda, bapaknya bonjeng istinya, ada anaknya, bawa rantang buat hantaran. Kalau sekarang sudah bawa motor, bawa mobil," singkatnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas