Orangtua Telat Bayar Cicilan, Pelajar SMP Disekap dan Dilecehkan 'Debt Collector'
Beruntung jiwa bocah itu dapat diselamatkan meskipun sempat terancam diperlakukan tindakan pelecehan seksual di kantor.
Editor: Sanusi
Oleh karena arena tangisan RI itu sempat menarik perhatian warga sekitar, para debt collector itu seketika langsung membawa RI ke sebuah kantor, yang berada di Kawasan Srengseng, Jakarta Barat.
RI semakin panik, tak bisa berbicara lantaran ketakutan.
Dalam kondisi masih mengenakan seragam sekolah, RI sesampainya di sebuah kantor yang bergerak di bidang finance, ketika itu langsung memojokkan diri di sebuah sudut tembok kantor lantaran ketakutan.
Selama berjam-jam di kantor finance tersebut, RI diduga kuat mendapat perilaku yang tidak senonoh.
Bahkan RI diduga tak diperbolehkan pulang oleh para debt collector tersebut, kalau belum membayar cicilan bulanan motor matik miliknya.
Hal ini, membuat sang ibu, berkecamuk dan panik.
Mendapatkan informasi apabila RI berada di kantor para debt collector itu, Nining langsung laporkan kejadian tersebut ke Polsek Palmerah, sore hari.
Mengenakan pakaian putih, Nining yang ketika itu datang melapor ke Polsek Palmerah dalam kondisi menangis terisak, ia langsung melapor kejadian yang menimpa putrinya tersebut.
"Ada etikanya dong harusnya. Motor saja yang diambil, kenapa anak saya juga harus dibawa-bawa ke kantor finance itu. Ya Allaaah.." terang Nining sambil menangis histeris, Jumat.
Nining mengatakan, dia mendapat pesan dari anaknya RI, jika sedang berada di kantor para debt collector yang saat itu membawanya dari kawasan Palmerah.
Nining baca pesan singkat dari anaknya itu, membuatnya langsung lemas dan panik.
"Aku tuh sudah panik, namanya anak masih kecil. Tuh anaknya (RI), tanya aja kalau boleh daritadi nangis melulu kan. Yah, ketakutan dia. Anak masih 14 tahun begitu kok. Yah kalaupun mau mengambil motornya silahkan pakai etika lah. Anak gede begitu. Jangan beraninya sama anak-anakn kecil begitu dong," kesal Nining.
Nining semakin kaget, saat mendengar suara pria yang menanyakan anaknya perihal masih perawan atau tidak.
"Anak saya makin nangis. Di saat debt collector itu nanya ke anak saya masih perawan apa tak perawan, saya syok. Saya dengar kalimat itu melalui telepon. Teleponnya tiba-tiba terputus. Saya langsung dari Bekasi, macet-macetan ke Polsek Palmerah," katanya.