Naik KRL Pakai Tiket Kertas, Antrean Penumpang Membludak di Stasiun Bogor
Meski antrean panjang, durasi menunggu antrean tak begitu lama, hanya sekitar kurang lebih 10 menit saja.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Tribunnews Bogor, Yudhi Maulana Aditama
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Antrean panjang calon penumpang Commuter Line terjadi pagi ini di Stasiun Bogor, Senin (23/7/2018).
Hal ini dikarenakan para penumpang tidak bisa menggunakan semua jenis tiket elektronik, baik tiket harian berjalan (THB), kartu multi trip atau e-money karena adanya pembaharuan dan pemeliharaaan sistem tiket elektronik.
Pihak PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menerapkan kebijakan dengan menyediakan tiket kertas dengan tarif Rp 3 ribu untuk sekali perjalanan.
Namun kebijakan ini membuat antrean panjang penumpang tak terhindarkan. Antrean panjang penumpang mengular di depan loket Stasiun Bogor.
Baca: Industri Sepeda Motor Indonesia Siap Sambut Euro 4
Meski dibuka beberapa loket, namun antrean panjang penumpang tetap terjadi. Seorang penumpang, Khoir mengatakan antrean panjang sudah terjadi sejak pukul 5.30 WIB.
"Antrean penumpang membludak sudah dari pagi. Semua penumpang harus beli tiket kertas," katanya kepada TribunnewsBogor.com.
Meski antrean panjang, durasi menunggu antrean tak begitu lama, hanya sekitar kurang lebih 10 menit saja.
Selain di Stasiun Bogor, pemandangan serupa juga terjadi di Stasiun Cilebut dan Stasiun Bojonggede.
Vice President Corporate Communication PT KCI, Eva Chairunisa mengatakan pembaharuan dan pemeliharaan sistem dalam skala keseluruhan tidak dapat dihindari.
Tujuannya untuk menjaga keandalan sistem ini di masa yang akan datang.
"PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dialami seluruh pengguna KRL selama masa pembaharuan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik," ungkapnya dalam siaran tertulis pada Minggu (22/7/2018).
"Permintaan maaf khususnya kami sampaikan kepada para pelanggan setia kami, pemilik Kartu Multi Trip (KMT) maupun kartu uang elektronik dari bank yang tetap perlu melakukan transaksi tiket pada loket sebelum menggunakan jasa KRL selama masa pemeliharaan berlangsung," jelasnya lagi.
Pembaharuan sistem yang dilakukan sejak Sabtu (21/7/2018) lalu katanya sebagai bentuk mitigasi.
Sehingga apabila proses pembaharuan masih berlangsung hingga Senin (23/7/2018), transaksi tiket KRL katanya akan menggunakan tiket kertas.
Tiket tersebut diberlakukan di 79 stasiun KRL dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir. Tiket kertas dijual seharga Rp 3.000 ke semua stasiun tujuan.
"Guna mempercepat proses transaksi pengguna jasa dihimbau untuk menyiapkan uang tunai sesuai tarif tiket kertas," jelasnya.